Bau Miss V yang Normal Seperti Apa Sih? Ini 7 Variasi dan Penyebabnya

Bau Miss V yang Normal Seperti Apa Sih? Ini 7 Variasi dan Penyebabnya

Farah Nabila - detikHealth
Kamis, 03 Des 2020 21:23 WIB
Concept sex, masturbation. Hand, fingers in grapefruit, vagina symbol on a red background
Berbagai variasi bau Miss V dan penyebabnya (Foto: iStock)
Jakarta -

Organ intim kewanitaan atau vagina dapat mengeluarkan aroma yang berbeda-beda. Vagina yang agak berbau sebenarnya merupakan hal yang normal. Tetapi jika aroma vagina berbau tidak biasa dan menyengat patut diwaspadai.

Dikutip dari Women's Health, menurut profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Yale University School of Medicine, New Haven, Connecticut, Mary Jane Minkin, MD, vagina sama seperti usus yang memiliki mikrobioma sendiri yang berisi berbagai bakteri dan jamur, banyak di antaranya sangat membantu. Bakteri tersebut yang memberi aroma khas pada vagina.

Vagina dapat mengeluarkan beragam bau yang berbeda pada setiap wanita. Namun seperti apakah aroma khas vagina?

"PH asam yang secara alami ditemukan di vagina mungkin membuatnya sedikit berbau asam, terkadang sedikit apek," ujar Christine Masterson, MD, obgyn dan kepala lini layanan wanita dan anak-anak di Summit Medical Group.

"Tapi seharusnya baunya tidak terlalu menyengat," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Tetapi ada kalanya Anda dapat mencium aroma khas yang sedikit menyebar keluar.

Menurut Dr Minkin penyebab aroma tersebut bisa dari keringat atau infeksi. Namun sebaiknya Anda dapat mengenali jenis aroma khas vagina, terutama jika aroma yang tidak biasa yang disertai gejala gatal atau keluarnya cairan.

Minkin yang sudah lebih dari 30 tahun berurusan dengan kesehatan wanita menjelaskan secara spesifik tentang aneka bau vagina dan penyebabnya.

1. Bau asam

Sangat umum bagi vagina untuk menghasilkan aroma yang tajam atau asam. Beberapa membandingkannya dengan bau makanan yang difermentasi. Faktanya, yogurt, roti, dan bahkan beberapa bir asam mengandung jenis bakteri baik yang mendominasi sebagian besar vagina sehat yaitu Lactobacilli.

pH vagina sehat sedikit asam antara 3,8 dan 4,5. "Bakteri Lactobacilli menjaga vagina tetap asam, ini melindungi dari pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri jahat," ujar Minkin.

2. Bau tembaga

Banyak orang melaporkan mencium bau logam seperti tembaga pada vagina. Ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan karena jarang menandakan masalah yang lebih serius.

Penyebab bau tembaga adalah darah yang keluar pada saat menstruasi. Selama menstruasi, darah dan jaringan keluar dari lapisan rahim dan mengalir melalui saluran vagina.

Selain itu pendarahan ringan setelah berhubungan seks juga bisa menjadi bau vagina tembaga. Ini biasanya karena vagina kering atau seks yang kuat yang dapat menyebabkan luka atau goresan kecil. Untuk mencegahnya, coba gunakan pelumas.

Minkin mengatakan aroma tembaga tidak akan bertahan terlalu lama setelah menstruasi berakhir. Saat vagina bersentuhan dengan air mani, ini dapat mengubah tingkat pH dan menyebabkan bau tembaga.

Jika Anda mengalami pendarahan yang tidak berhubungan dengan menstruasi atau bau tembaga berlanjut dengan rasa gatal dan keluarnya cairan, sebaiknya temui dokter.

3. Aroma manis seperti tebu

Aroma manis disini bukanlah aroma seperti kue, namun aroma yang kuat. Tetapi aroma seperti ini tidak perlu dikhawatirkan.

Penyebab aroma manis ini adalah bakteri. pH vagina adalah ekosistem bakteri yang selalu berubah, salah satunya berbau manis.

4. Bau kimia seperti cairan pemutih

Bau yang mirip dengan pemutih atau amonia bisa menjadi dua hal yang berbeda. Terkadang, bau ini menjadi tanda untuk menemui dokter.

Aroma kimia pada vagina bisa disebabkan dengan urine yang mengandung produk sampingan dari amonia yang disebut urea. Penumpukan urine di pakaian dalam atau di sekitar vulva bisa menghilangkan bau kimiawi. Perlu diingat, urine berbau amonia yang kuat merupakan tanda dehidrasi.

Bacterial vaginosis (BV) juga bisa memicu bau kimia pada vagina. Gejala BV meliputi bau busuk atau amis, keputihan berwarna abu-abu tipis, putih atau hijau, gatal pada bagina dan rasa terbakar saat buang air kecil.

5. Mirip bau badan

Vagina dapat mengeluarkan aroma yang mirip dengan bau badan. Hal ini karena terdapat kelenjar keringat di sana.

Aroma ini bisa disebabkan oleh stres emosional. Tubuh mengandung dua jenis kelenjar keringat, apokrin dan ekrin. Kelenjar ekrin menghasilkan keringat untuk mendinginkan tubuh dan kelenjar apokrin merespons emosi. Kelenjar apokrin ini mengisi ketiak dan selangkangan.

Saat Anda stres atau cemas, kelenjar apokrin menghasilkan cairan seperti susu. Cairan ini sendiri tidak berbau. Tetapi ketika cairan ini mengenai banyaknya bakteri vagina di vulva, itu bisa menghasilkan aroma yang menyengat.

6. Bau amis

Vagina dapat mengeluarkan bau amis yang mirip dengan bau ikan tidak segar. Penyebab aroma ini muncul adalah trimethylamine, yang merupakan senyawa kimia yang bertanggung jawab atas aroma khas ikan busuk dan beberapa bau vagina yang tidak normal.

Ada dua penyebab aroma ini bisa muncul yaitu bacterial vaginosis (BV) dan trikomoniasis.
"Anda terkena bacterial vaginosis ketika terjadi pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob di vagina," kata Minkin.

Sementara itu, trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang paling umum dapat disembuhkan dan mudah diobati dengan antibiotik. Infeksi trikomoniasis terkenal dengan bau amis yang menyengat.

Dalam kasus yang jarang terjadi, bau amis merupakan indikasi dari kondisi yang lebih serius.

7. Bau busuk

Vagina dapat mengeluarkan bau busuk seperti organisme mati. Namun itu mungkin bukan vagina, tetapi ada sesuatu di vagina.

Penyebab aroma busuk di vagina adalah tampon yang terlupakan. Tanpa sengaja membiarkan tampon berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, di dalam vagina jauh lebih umum daripada yang Anda kira.

"Saya tidak bisa memberi tahu berapa banyak tampon yang saya ambil dari pasien, ini terjadi pada banyak dan banyak orang. Ini bukanlah sesuatu yang membuatmu malu," ujar Minkin.




(up/up)