Bercinta Pagi Hari Vs Malam Hari, Lebih 'Jos' Mana Sih? Begini Kata Pakar Seks

Bercinta Pagi Hari Vs Malam Hari, Lebih 'Jos' Mana Sih? Begini Kata Pakar Seks

Celine Kurnia - detikHealth
Rabu, 01 Feb 2023 05:00 WIB
Bercinta Pagi Hari Vs Malam Hari, Lebih Jos Mana Sih? Begini Kata Pakar Seks
Foto: Getty Images/iStockphoto/santypan
Jakarta -

Dengan bercinta, seseorang mendapat kesenangan dengan menyalurkan gairah seksualnya. Memang, tidak ada aturan resmi perihal kapan bercinta harus dilakukan. Namun manakah waktu yang lebih tepat untuk bercinta, pagi atau malam hari?

Dikutip dari Mind Body Green, secara fisiologis berhubungan seks lebih baik dilakukan di pagi hari karena tubuh banyak orang memiliki kadar testosteron dan estrogen yang lebih tinggi. Dua hormon ini memengaruhi hasrat seksual di awal hari. Artinya, lebih besar kemungkinan pasangan terpuaskan oleh aktivitas seks di pagi hari.

"Anda mungkin lebih mudah terangsang di pagi hari daripada malam hari berkat hormon Anda," kata terapis seks Jessa Zimmerman, MA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zimmerman mengungkapkan hormon estrogen pada wanita pun cenderung lebih tinggi di pagi hari. Di pagi hari, wanita juga mengalami peningkatan aliran darah ke vagina selama tidur, dan pelumasan. Artinya, wanita kemungkinan besar bangun dengan tubuh mereka yang siap untuk berhubungan seks. Lebih banyak aliran darah ke klitoris dan pelumasan di sekitar vagina memungkinkan lebih banyak kepekaan dan kenikmatan.

Pada pria, kadar testosteron terisi kembali dalam semalam dan cenderung tertinggi di pagi hari. Menurut pakar hormon Alisa Vitti, ketika tidur kadar testosteron tersimpan untuk esok hari. Alhasil, pria memiliki dorongan kortisol yang memotivasi untuk aktivitas fisik seperti seks atau olahraga. Peningkatan kadar testosteron di pagi hari menimbulkan peningkatan gairah dan ereksi lebih baik.

ADVERTISEMENT

Lain halnya pada wanita, gairah seksual dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Wanita cenderung lebih bergairah di paruh pertama siklus mereka (fase folikel dan ovulasi). Menurut Vitti, gairah wanita timbul ketika tingkat kortisol dan metabolisme lebih rendah (menawarkan suasana hati yang lebih stabil) serta tingkat estrogen dan testosteron yang juga rendah (meningkatkan hasrat seksual).

"Selama waktu ini, Anda akan tertarik dengan seks kapan saja karena pola hormonal ini konsisten selama beberapa hari dan tidak dalam hitungan 24 jam. Itu benar-benar tergantung pada kapan Anda merasa santai dan tidak terbebani," kata Vitti.

Pada paruh kedua siklus (fase luteal dan menstruasi), tubuh memiliki tingkat kortisol yang rendah dan penurunan tingkat estrogen dan testosteron. Ini dapat meningkatkan kecemasan dan menurunkan hasrat seksual.

"Namun, Anda juga mendapat memiliki progesteron yang sangat menenangkan, Jadi jika Anda seimbang secara hormonal , ini bisa menjadi fase saat seks dan mengalami foreplay lebih menyenangkan," jelasnya.

Selain itu, berhubungan seks di pagi hari juga didukung oleh energi yang masih penuh. Banyak orang di penghujung hari merasa lelah yang berarti mereka tidak menginginkan sentuhan atau rangsangan lagi.

"Memiliki lebih banyak energi atau merasa lebih istirahat juga dapat mengarah pada mencoba berbagai hal bersama," ungkap terapis seks Lauren Fogle Mersy, PsyD.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]
(Celine Kurnia/vyp)

Berita Terkait