Namun mereka mengklaim dokter tak pernah benar-benar mendengarkan keluhan mereka. Bahkan dokter mengatakan, penyakit itu hanya 'ada di pikiran' mereka saja.
"Dokternya malah menepuk punggung saya dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Ketika kami minta dia dirujuk ke rumah sakit, dokter juga bilang itu hanya akan buang-buang waktu," kenang sang ayah, Mark.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga kemudian Esmee dilaporkan jatuh pingsan di sekolahnya, Perranporth Community School, Cornwall pada tanggal 1 Juli lalu. Setelah mendapatkan kabar tersebut, Mark dan Lynette bergegas ke sekolah.
Sesampainya di sana, mereka sudah mendapati Esmee tengah ditangani oleh tim paramedis. Rupanya Esmee mengalami henti jantung. Esmee lantas dilarikan di rumah sakit.
Akan tetapi semuanya sudah terlambat dan Esmee akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada hari itu juga, dalam usia tujuh tahun. Mark mengaku keluarganya sangat terpukul.
"Ketika Anda melihat putri Anda terbaring di lantai dalam keadaan meninggal, Anda pasti berpikir ada yang salah dengan ini.. kami tak bisa melaluinya," tuturnya seperti dikutip dari BBC, Minggu (1/11/2015).
Baca juga: Kisah Levi, Disebut Bakal Mati Muda Jika Tak Dapat Donor Paru-paru
Baik Mark dan Lynette tak meyakini hasil otopsi awal yang diberikan tim medis. Otopsi pun dilakukan sekali lagi dan tiga bulan kemudian terungkap bahwa penyebab utama kematian Esmee adalah 'pulmonary veno occlusive disease (PVOD)', yang memicu tekanan darah tinggi di dalam paru-paru pasien.
Dalam surat keterangannya, petugas otopsi menyatakan kondisi yang dialami Esmee tergolong sangat langka karena hanya ditemukan pada tiap 1 dari 10 juta orang saja. Namun dalam setiap kasus, sifatnya 'hampir selalu fatal', dengan harapan hidup rata-rata hanya dua tahun saja.
Kenyataan ini menambah dalam luka di hati Mark dan istrinya. Apalagi mengingat Esmee tak pernah mendapatkan diagnosis yang tepat hingga kemudian si kecil meregang nyawa karena hal itu.
Esmee akhirnya dimakamkan pada bulan Agustus lalu. Untuk mengenangnya, tiap orang yang datang untuk mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhirnya mengenakan kostum karakter Disney, karena Esmee sangat menyukai film-film Disney.
Dalam kesempatan yang sama, mereka juga melepaskan ratusan balon bergambar foto-foto Esmee beserta pesan yang ditulis masing-masing peziarah. Banyak di antaranya adalah teman-teman sekolah Esmee yang merasa kehilangan akan sosok sepertinya.
Kabar tentang kematian Esmee membetot perhatian publik Inggris dengan banyaknya media yang memberitakannya seperti Mirror, BBC, dan Daily Mail. Hingga kini penyebab PVOD belum pernah diketahui oleh ilmuwan. Sebagian menduga ini ada kaitannya dengan infeksi, komplikasi penyakit seperti lupus, leukemoa, limfoma, kemoterapi atau transplantasi sumsum tulang.
Baca juga: Dokter Paru Sebut Kabut Asap Tak Akan Menimbulkan Kematian Langsung (lll/up)











































