Viral seorang ibu didiagnosis mengidap parkinson saat berusia 44 tahun. Salah satu gejala yang dialaminya yakni menjadi kecanduan belanja. Bagaimana kisahnya?
Wanita tersebut bernama Donna Marshall (54). Ia mulai mengalami gejala yang tidak biasa di pertengahan usia 20-an, hingga kemudian didiagnosis Parkinson saat berusia 44 tahun.
Dikutip dari Mail Online, ibu satu anak ini mengaku pertama kali kehilangan indera perasa dan penciumannya saat berusia 26 tahun. Hampir dua dekade kemudian, ia baru didiagnosis mengidap parkinson.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indera penciuman pergi pertama-tama. Saya berusia sekitar 26 tahun. Aku tidak terlalu memikirkannya dan dengan itu jadi kurang selera makan," kata Marshall.
Gejala lainnya muncul 16 tahun kemudian Ketika berjalan di pantai, ia melihat tangannya bergetar.
Marshall mengatakan bahwa dia sempat bertemu dengan sejumlah orang sejak didiagnosis yang juga berjuang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
"Ada kecanduan judi, kecanduan belanja dan kecanduan seksual, dan tidak ada yang sangat menyenangkan," bebernya.
Jadi Gila Belanja
Ia juga mengalami perubahan perilaku menjadi lebih kompulsif dalam berbelanja. Kondisi ini disebut sebagai gangguan obsesif kompulsif (OCD). Ribuan dolar ia habiskan untuk mengubah kebunnya menjadi pertunjukan Halloween yang mewah.
"Biasanya orang hanya akan mengeluarkan labu. Saya pergi babi penuh. Saya menghabiskan ribuan pound untuk penari profesional. Saya mengubah taman depan menjadi kuburan yang sangat besar. Itu luar biasa, semua anak menyukainya, tetapi saya tidak perlu melangkah sejauh itu dan sayangnya (OCD) melakukannya," cerita Marshall.
Marshall juga mengalami distonia, yaitu otot berkedut berulang, kejang atau kram yang bisa menyakitkan dan berlangsung berjam-jam. Ia menyebut ini sebagai gejala yang secara drastis mempengaruhi hidupnya.
"Saya tidak bisa berjalan sama sekali. Saya bahkan tidak bisa meletakkan satu kaki di depan yang lain. Hal tersulit bagi saya adalah tidak bisa mengikuti gaya hidup normal."
Marshall menjalani operasi stimulasi otak minggu lalu unui memasang perangkat di otaknya yang menargetkan area tertentu. Perangkat tersebut akan meringankan rasa sakit dari beberapa gejalanya, termasuk distonia.
NEXT: Mengenal Parkinson
Apa itu Parkinson?
Parkinson adalah kondisi neurodegeneratif. Penyakit ini memengaruhi sel-sel saraf di otak yang mengontrol gerakan. Seiring waktu, gejalanya secara bertahap memburuk. Kebanyakan pengidap Parkinson berusia di atas 60 tahun, tetapi 1 dari 10 orang berusia di bawah 50 tahun juga mengalaminya.
Parkinson menyebabkan beberapa masalah seperti gemetar, gerakan lambat, dan kaku. Pengurangan penciuman (anosmia) dialami hingga 95 persen pengidap Parkinson dan sering menjadi gejala pertama penyakit tersebut.
Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya sel saraf di bagian otak )(substantia nigra) yang menyebabkan penurunan dopamin di otak. Hormon ini berperan penting dalam mengatur gerakan dalam tubuh sehingga penurunan tersebut menyebabkan gejala tremor yang khas.
Pengidap parkinson cenderung mengalami perkembangan penyakit yang lebih lambat dari waktu ke waktu dan mengidap gejala kognitif yang lebih sedikit, seperti demensia. Namun, mereka mungkin mengalami lebih banyak gejala fisik dan efek samping dari pengobatan.
Salah satu dampak parkinson yang paling tidak diketahui adalah perilaku kompulsif, seperti kecanduan judi, pesta makan, dan belanja berlebihan. Kondisi ini berkaitan dengan perubahan kadar dopamin tubuh dan bisa menjadi efek samping dari obat yang diminum untuk melawan penyakit.
Simak Video "Video Momen Pasien Parkinson Main Klarinet saat Operasi Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)











































