Dijalani Pria AS, Kenapa Ginjal Babi Dipilih untuk Transplantasi Organ ke Manusia?

Dijalani Pria AS, Kenapa Ginjal Babi Dipilih untuk Transplantasi Organ ke Manusia?

Syifaa F. Izzati - detikHealth
Minggu, 22 Okt 2023 14:31 WIB
Dijalani Pria AS, Kenapa Ginjal Babi Dipilih untuk Transplantasi Organ ke Manusia?
Ilustrasi operasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff)
Jakarta -

Pada bulan September lalu, para ahli bedah dari University of Maryland Medical Center berhasil melakukan transplantasi jantung babi kepada Lawrence Faucette, 58 tahun, yang tengah berjuang bangkit dari penyakit jantung stadium akhir.

Keberhasilan tersebut merupakan kali kedua transplantasi ini dilakukan. Pada dokter berharap hal ini dapat menjadi terobosan dalam menyelamatkan nyawa pasien penyakit jantung stadium akhir.

Dikutip dari Forbes, dua hari pasca operasi, yang disebut xenotransplantasi, dokter mengatakan bahwa Faucette dapat bernapas sendiri, jantung barunya berfungsi dengan baik tanpa bantuan perangkat pendukung dan dia dapat berkomunikasi dengan orang terdekatnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para dokter menyebut bahwa jantung babi dimodifikasi secara genetik untuk beradaptasi dengan tubuh manusia. Faucette juga diberi terapi antibodi eksperimental serta obat anti-penolakan konvensional yang dirancang untuk menekan respons kekebalan tubuhnya dan membuat tubuhnya menerima organ asing ini.

Prosedur ini menjadi satu-satunya pilihan layak bagi Faucette yang saat itu sedang menghadapi kematian akibat gagal jantung. Dirinya dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi tradisional dengan jantung manusia karena riwayat penyakit dan komplikasi yang Faucette alami.

ADVERTISEMENT

Kenapa Jantung Babi Dipilih?

Dikutip dari New York Times, xenotransplantasi atau proses pencangkokan organ atau jaringan dari hewan ke manusia memiliki sejarah yang panjang. Faktanya, upaya untuk menggunakan darah dan kulit hewan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Pada tahun 1960-an, ginjal simpanse ditransplantasikan ke beberapa pasien manusia, tetapi yang paling lama hidup adalah sembilan bulan.

Pada tahun 1983, jantung babon ditransplantasikan ke bayi yang dikenal sebagai Baby Fae, tetapi ia meninggal 20 hari kemudian.

Dibandingkan primata, babi menjadi pilihan lantaran keunggulan dalam ketersediaan organnya. Babi lebih mudah dibesarkan dan dapat mencapai ukuran manusia dewasa dalam waktu enam bulan. Tak hanya jantung, beberapa organ babi pun menjadi pilihan xenotransplantasi, seperti katup jantung, sel pankreas, dan kulit.

Studi melaporkan bahwa sistem saluran urine pada babi dan manusia relatif sama. Dari segi ukuran, ginjal manusia memiliki panjang kurang-lebih 12 cm, lebar kurang-lebih 6 cm, dan ketebalan kurang-lebih 3 cm. Sedangkan ginjal babi memiliki panjang kurang-lebih 11,8 cm, lebar kurang-lebih 5,64 cm, dan ketebalan kurang-lebih 2,76 cm.

Selain itu, tersedia banyak modifikasi genetik. Sudah ada 9 modifikasi genetik pada babi. Upaya tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi berupa reaksi penolakan. Contohnya, seperti yang dilakukan tim bedah Nyu Langone Health Amerika Serikat dengan menambahkan antibodi tambahan dari kelenjar timus babi ke tubuh pasien.

Dr Jay Fishman, direktur asosiasi pusat transplantasi di Massachusetts General Hospital, mengatakan bahwa penggunaan organ babi memberikan kemampuan untuk melakukan manipulasi genetik, waktu skrining yang lebih baik untuk penyakit menular, dan kemungkinan memperoleh organ baru pada saat pasien membutuhkannya.




(kna/kna)

Berita Terkait