Perjuangan Influencer Kebugaran Obati Kanker Limfoma yang Nyaris Renggut Nyawa

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 01 Nov 2023 11:00 WIB
Kisah influencer kebugaran mengidap kanker limfoma. (Foto: Instagram @lee_troutman)
Jakarta -

Seorang influencer kebugaran di Atlanta, Amerika Serikat bernama Lee Troutman menceritakan pengalamannya didiagnosis kanker limfoma. Lee bahkan menuturkan ia sempat disebut hanya memiliki kesempatan hidup sebesar lima persen.

Lee menceritakan bahwa awalnya ia mengalami gejala keringat di malam hari, merasa kelelahan, hingga muncul rasa nyeri di bagian liver. Semenjak merasakan gejala tersebut, ia memutuskan untuk pergi ke dokter.

Setelah dilakukan serangkaian tes, Lee yang saat itu masih berusia 20 tahun didiagnosis mengidap limfohistiositosis hemofagositik (HLH) atau peradangan internal ganas yang dapat mematikan organ.

Beberapa bulan kemudian, ia mendapatkan diagnosis kedua berupa kanker limfoma non-Hodgkin. Dokter menuturkan bahwa kanker yang diidapnya sudah menyebar. Mulai dari lobus otak, batang otak, tulang belakang, hati, tulang rusuk, dan pinggul.

Kondisi Lee sempat mengalami perburukan. Berat badannya berkurang setengah, mata dan kulitnya menguning, serta ia mengaku tak bisa makan, berbicara, hingga berjalan.

"Ketika diagnosis diberikan, saya bekerja 12 jam sehari. Membuka gym pada jam 5 pagi dan melatih klien yang datang. Saya bahkan akan melakukan latihan pribadi setelahnya. Jadi saya berasumsi bahwa gejala tidak biasa itu akibat terlalu banyak bekerja," ujar Lee dikutip dari Mirror, Rabu (1/11/2023).

Lee bercerita bahwa dokter sempat mengira ia tidak akan selamat dan persentasenya untuk bisa hidup hanya lima persen. Dokter mengatakan jika Lee ingin selamat, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan transplantasi sumsum tulang.

"Saya memerlukan transplantasi sumsum tulang. Dan setelah itu, saya akan memiliki peluang 70 persen untuk melaluinya," kenangnya pada momen yang terjadi di awal tahun 2022 itu.

Proses transplantasi sumsum tulang yang dijalani Lee tidak berjalan mudah. Paru-parunya mengalami kerusakan sebanyak dua kali dan harus menggunakan ventilator serta selang makanan. Setelah ventilator dilepas, ia selama beberapa bulan menjalani rehabilitasi untuk mengembalikan berat badannya sambil kemoterapi agar cukup kuat untuk menjalani operasi.

Akhirnya pada Mei 2022, ia menjalani transplantasi sumsum tulang belakang dan menjalani perawatan di rumah sakit hingga dua bulan. Tidak sampai di situ, setelah keluar dari rumah sakit ia juga harus menghabiskan 200 hari di karantina dan mengonsumsi 63 dosis obat setiap hari untuk mencegah penolakan transplantasi dan terulangnya HLH.

"Jumlah obatnya banyak tetapi saya tahu pil itu diperlukan. Karantina menguji kewarasan saya. Sulit untuk tidak bisa bertemu orang selama 200 hari. Saya kesepian dan itu benar-benar membuat saya rindu berada di rumah sakit tempat saya bertemu dokter, perawat, dan terapis secara rutin," ujarnya.

Kini kondisi Lee sudah jauh lebih membaik dan berada di masa remisi. Saat ini ia masih harus pergi ke rumah sakit setiap bulan untuk menjalani pemeriksaan rutin.

"Saya menjalani kehidupan terbaik saya. Saya kembali ke gym, memiliki pekerjaan, dan bisa fokus ke masa depan. Jika ada orang di luar sana punya masalah serupa, tetaplah berjuang dan jangan menyerah," pungkasnya.



Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"

(avk/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork