Pria Ini Pakai Alat Bantu Seks Biar Ereksi Lama, Penisnya Berakhir Diamputasi

Pria Ini Pakai Alat Bantu Seks Biar Ereksi Lama, Penisnya Berakhir Diamputasi

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Minggu, 03 Nov 2024 15:01 WIB
Pria Ini Pakai Alat Bantu Seks Biar Ereksi Lama, Penisnya Berakhir Diamputasi
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Albert Yarullin)
Jakarta -

Seorang pria di Amerika terpaksa menjalani operasi amputasi penis setelah alat kelaminnya hitam dan membusuk gegara nekat pakai alat bantu seks selama berjam-jam. Kondisinya makin parah karena dia baru datang ke rumah sakit seminggu setelah alat bantu seksnya itu tak dapat dilepaskan.

Dilaporkan jurnal Urology Case Reports, petugas medis mengatakan pada saat masuk rumah sakit, penis pria tersebut berwarna ungu tidak normal dengan kulit melepuh dan bercak kuning.

Dokter terpaksa memotong kepala penisnya karena cincin penambah ereksi yang dia gunakan membuat jaringan di sekitar alat kelaminnya mati. Alat bantu seks yang dia gunakan membuat seluruh penisnya menjadi hitam dan membusuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas medis memberi pria tersebut antibiotik spektrum luas dalam upaya mencegah gangren lebih lanjut dan mulai memotong jaringan penis yang mati. Dengan menggunakan pisau bedah dan gunting bedah, petugas medis dengan susah payah memotong jaringan mati selapis demi selapis, sampai mereka menemukan jaringan hidup yang sehat jauh di dalam alat kelaminnya.

Karena kondisi penisnya parah, dokter terpaksa mengamputasi hampir seluruh alat vitalnya. Setelah pemulihan selama seminggu, pria tersebut menjalani pemeriksaan lagi dan pengangkatan jaringan mati sebelum menjalani rekonstruksi penis.

ADVERTISEMENT

Mereka mengambil sepotong kulit dari paha kanannya yang kemudian dicangkokkan ke bagian inti penis pasien yang sudah dikupas.

"Pria tersebut tetap stabil setelah operasi dan kateter baru, yang dimasukkan melalui perutnya untuk membantunya buang air kecil, dibandingkan dengan biasanya melalui penisnya, berfungsi dengan benar," tulis jurnal tersebut.




(kna/kna)

Berita Terkait