Sofianto (35) adalah satu dari beberapa orang yang merasakan manfaat dari terapi lintah ini. Menurut pria yang akrab disapa Sofi ini, ia tertarik mencoba terapi lintah beberapa bulan lalu karena badannya terasa pegal-pegal dan mukanya gatal. Kebetulan ada satu stand terapi lintah di bazar yang digelar di daerah Banjir Kanal Timur, Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Waktu itu sekali coba terapi di bazar itu. Setelahnya saya terapi sampai lima kali di kliniknya yang ada di daerah Kramat Jati," kata Sofi saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (21/8/2103).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Justru yang sakit itu waktu lintah pertama kali ditempelin. rasanya seperti disuntik, tapi setelah itu enggak terasa apa-apa lagi," katanya. Sofi menambahkan, tidak semua lintah akan menempel di tubuhnya. Jadi, memang harus digunakan lintah yang benar-benar akan menempel di kulit.
Terapi kedua hingga terakhir, ada sepuluh lintah yang ditempelkan di tubuh Sofi. Empat lintah di punggung, dua di dahi, dua di telinga bagian bawah, dan sisanya di belakang lutut. Namun, selama terapi, tempat ditempelkannya lintah tidak sama.
"Karena bekas gigitan lintah itu berbekas dan agak sakit, bentuknya segitiga seperti lambang mercedes benz lah," ujarnya. Lalu, perubahan apa yang dirasakan ayah dua anak ini setelah melakukan terapi lintah?
"Gatal di wajah berkurang, kaki sama punggung juga enggak pegal lagi. Wajah dan badan jadi terasa fresh, sirkulasi darah juga rasanya lancar karena dibilang kan lintah itu bisa mneghilangkan toksin dalam tubuh kita," papar Sofi.
Reaksinya, menurut Sofi ia rasakan hari itu juga setelah melakukan terapi. Tak hanya dirinya, istri Sofi, Rachmi (26) juga mencoba pengobatan ini saat mengantar suaminya terapi untuk pertama kali.
"Istri saya kan punya vertigo, terus waktu itu ditempelin lintah dua ekor di tengkuknya, katanya sakit kepalanya lumayan berkurang," tutur pria yang berdomisili di Bekasi ini.
(vit/vit)











































