Anak Alami Gangguan Bicara atau Pendiam, Bagaimana Membedakannya?

ADVERTISEMENT

Asah Kemampuan Bicara si Kecil

Anak Alami Gangguan Bicara atau Pendiam, Bagaimana Membedakannya?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 16 Sep 2015 11:00 WIB
Foto: Thinkstock/Fuse
Jakarta - Tiap orang tua tentu mendambakan anak yang aktif dan lincah, sebab itu artinya anak berada dalam keadaan sehat. Namun bila anak tumbuh menjadi hiperaktif, atau sebaliknya menjadi pendiam, ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.

Tantangan berikutnya adalah membedakan kapan anak dikatakan mengalami gangguan bicara dan kapan anak dikatakan pendiam tetapi masih dalam batasan yang masih wajar.

Menanggapi hal ini, Rita Rahmawati, Amd. TW, S.Pd., terapis wicara dari RS Harapan Kita dan Rumah Terapi menjelaskan bahwa keduanya jelas berbeda.

"Jika anak pendiam, biasanya ia mampu mengutarakan keinginan, dan tidak memiliki keterlambatan dalam memperoleh kosakata, paham perintah, dan berkembang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan bahasa bicaranya," paparnya kepada detikHealth dan ditulis Rabu (16/9/2015).

Sedangkan anak dengan gangguan bicara cenderung terlambat memperoleh kosakata. Artinya kosakata yang dilontarkan tidak sesuai dengan usianya, serta tidak mampu diajak berkomunikasi, baik secara dua arah maupun tiga arah.

"Anak seperti ini juga tidak paham perintah, tidak mampu mengutarakan keinginannya dengan tepat, sehingga memiliki tantrum yang luar biasa, atau sering menangis tidak jelas," ungkap Rita.

Gejala lain yang menonjol pada anak dengan gangguan bicara adalah mereka sering 'asyik sendiri', dan enggan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Baca juga: Jangan Langsung Dua Bahasa, Begini Caranya Ajarkan Bahasa pada Anak

dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya menimpali, perlu diketahui bahwa gangguan bicara (speech problem) pada anak pada dasarnya sangat beragam.

"Bisa speech delay atau telat ngomong; stuttering atau gagap; apraxia (kesulitan menyebutkan bunyi, kata atau suku kata), dan masih banyak lagi," katanya dalam kesempatan terpisah.
 
Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami gangguan bicara atau tidak, dr Meta memberikan panduan bagi orang tua agar dapat mengecek tahapan bicara anaknya.

"Pada umur sekian, normalnya anak bisa bicara apa saja. Anak pendiam yang normal harusnya masih bisa mengikuti tabel, tapi lebih sering diam karena begitu karakternya. Sebaliknya, anak yang mengalami gangguan bicara umumnya tidak melewati tahapan bicara ini dengan baik," terangnya.

Baca juga: Sejak di Kandungan, si Kecil Sudah Bisa Diajari Bicara Lho

Kepada detikHealth, psikolog klinis dan psikoterapis, Henny Wirawan juga pernah mengungkapkan anak pendiam tidak selalu bermasalah. Ada banyak faktor yang mendorong seorang anak menjadi pendiam, semisal anak sebenarnya introvert, artinya lebih banyak merenung, dan membaca situasi terlebih dahulu baru merespons.

Bisa juga karena takut dan malu, sehingga ia memilih untuk tidak bicara atau tidak berbuat ketimbang disalahkan. "Mungkin saja karena rasa kurang percaya diri juga," katanya.

Yang paling penting, orang tua jangan sampai kecolongan. Dr Sonja March dari University of Southern Queensland, Australia mengutarakan ada kemungkinan anak yang pendiam sebagai gejala dari gangguan kecemasan sosial.

"Masalahnya jika hanya dianggap pemalu dan tak ditangani, gangguan kecemasan sosial ini bisa berujung pada gangguan jiwa lainnya seperti depresi, penyalahgunaan narkoba, bahkan bunuh diri," tutupnya. (lll/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT