Pada prinsipnya, ketika bayi dibentuk, ada pengaruh gen ayah dan ibu. Dengan kata lain, kromosom X dan Y memiliki persentase tertentu ketika bersatu dan saat itulah terjadi penyatuan gen sang ayah dan ibu. Demikian disampaikan dr Suksmagita Pratidina SpKK dari Skin and Aesthetic Clinic RS Pondok Indah-Puri Indah atau akrab disapa dr Gita.
"Jadi biasanya secara keturunan, tidak disebutkan (kemungkinannya) sampai lebih dari 10 persen. Bahkan kurang lebih 1,7 persen dari ayah atau ibu atau salah satu orang tua, keluarganya, atau keturunannya yang ada vitiligo," kata dr Gita.
"Jadi belum tentu juga kalau ada riwayat vitiligo dia pasti bakal kena vitiligo juga," tambah dr Gita saat berbincang dengan detikHealth.
Baca juga: Vitiligo, Penyakit yang Bikin Kulit Memudar Jadi Warna Putih Susu
Ia menambahkan, keparahan vitiligo biasanya berhubungan dengan onset. Onset adalah kapan atau di usia berapa seseorang didiagnosis vitiligo. dr Gita mencontohkan, orang yang vitiligonya terdiagnosis saat usis anak-anak dibanding yang didiagnosis saat dewasa mempunyai tingkat keberhasilan terapi yang berbeda.
Dalam arti, makin kecil usia pasien saat terdiagnosis, semakin berat keparahan vitiligonya. Misalnya seseorang didiagnosis vitiligo saat usia 5 tahun, dia memiliki kemungkinan keberhasilan terapi yang lebih kecil.
"Maksudnya lebih berat penyakitnya, dibanding ketika dia didiagnosis vitiligo ketika usianya sudah dewasa muda atau dewasa tua," kata dr Gita.
Nah, apa penyebab ada orang yang didiagnosis vitiligo saat masih kecil atau sebaliknya, ketika sudah dewasa? "Tidak ada teori tentang itu. Kapan itu menjadi keluhan klinis tidak ada penyebab pastinya," ujar dr Gita.
Baca juga: Kulit Bokong Paling Sering Belang Meski Sudah Ditutupi
(rdn/vit)
