Kenali Kondisi Tubuh Usai Infeksi COVID dengan Medical Check Up

Kenali Kondisi Tubuh Usai Infeksi COVID dengan Medical Check Up

Advertorial - detikHealth
Senin, 11 Apr 2022 00:00 WIB
Kenali Kondisi Tubuh Usai Infeksi COVID dengan Medical Check Up
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Lebih dari 2 tahun terakhir masyarakat Indonesia harus berhadapan dengan kondisi pandemi. Hingga Kamis (7/4) tercatat ada 6.028.413 masyarakat Indonesia terinfeksi COVID yang membuat tubuh disadari ataupun tidak banyak mengalami perubahan.

Sayangnya, masih banyak dari kita kurang menyadari perubahan-perubahan dalam tubuh yang diakibatkan infeksi pandemi ini. Padahal hal ini bisa diketahui melalui medical check up. Ini merupakan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang diharapkan dapat mendeteksi dini suatu penyakit atau gangguan kesehatan.

Medical check up bertujuan merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang dan menjadi komplikasi. Medical check up disarankan untuk dilakukan rutin setiap tahun, bahkan disarankan sejak berusia 20 tahun. Sementara, untuk pasien yang memiliki kondisi khusus, seperti sedang mengonsumsi obat, dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang biasanya dilakukan secara berkala ini juga penting untuk dilakukan oleh penyintas COVID-19. Sebab menurut penelitian, beberapa pasien tanpa gejala mengalami komplikasi setelah terinfeksi COVID yang bahkan bisa menimbulkan gejala long COVID.

Long COVID merupakan kondisi saat seorang penyintas COVID-19 masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama. Beberapa gejala Long COVID yang umum dialami antara lain kelelahan, sesak nafas, nyeri dada, brain fog, dan jantung terasa berdebar-debar, bisa menetap 4-5 minggu bahkan sampai beberapa bulan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Mayapada Hospital Jakarta Selatan & Ketua Tim Penyusun Konsensus Nasional Diagnosis dan Tatalaksana Long COVID PERPARI - PAPDI, dr. Eric Daniel Tenda, Sp.PD, FINASIM, DIC, Ph.D, mengatakan long COVID juga rentan dialami kelompok pasien tertentu.

"Wanita dengan kelompok lanjut usia di atas 50 tahun serta orang-orang dengan indeks massa tubuh tinggi atau kegemukan memiliki risiko tinggi mengalami Long COVID. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dan melakukan pemeriksaan lanjutan terutama jika pasien memiliki faktor risiko seperti hipertensi, penyakit jantung, paru, atau gangguan darah." jelasnya dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Mayapada Hospital Tangerang, dr. Herenda Medishita, Sp.JP, FIHA menjelaskan berdasarkan sebuah penelitian virus COVID-19 dapat menyebabkan kondisi inflamasi dan peradangan pada jantung. Hal ini dapat bermanifestasi menjadi myocarditis (radang otot jantung) ataupun pericarditis (radang pada selaput pembungkus otot jantung).

"Seseorang dengan komorbid jantung berisiko lebih tinggi terkena komplikasi COVID-19 atau bahkan mengalami perburukan lebih cepat karena rusaknya endotelium (lapisan dalam pembuluh darah) hingga mengakibatkan serangan jantung akut," papar dr. Herenda.

"Namun, virus ini juga dapat menyebabkan komplikasi penurunan fungsi jantung dan gangguan pembekuan darah bahkan pada mereka yang tidak memiliki penyakit jantung. Sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah sembuh dari COVID-19," imbuhnya.

Pentingnya medical check up terkait gejala ikutan pasca COVID juga disinggung oleh Dokter Spesialis Saraf Mayapada Hospital Jakarta Selatan., dr. Agus Yudawijaya, Sp.S, MSi. Med. dr. Agus kasus stroke, demensia, dan gangguan saraf lainnya jarang terjadi. Namun angkanya masih muncul signifikan, terutama bagi mereka yang mengalami COVID-19 parah.

"Brain Fog atau kabut otak adalah kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal. Brain fog bisa menjadi salah satu manifestasi gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari setelah sembuh dari infeksi COVID-19. Segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis agar keluhan dapat tertangani dengan baik," ujar dr. Agus.

Lebih lanjut, Dokter Spesialis Paru Mayapada Hospital dr. Irmi Syafa'ah, Sp.P (K) membahas dampak lain infeksi COVID yang sering muncul setelah terinfeksi. Menurutnya, penurunan fungsi paru akibat infeksi COVID-19 merupakan hal yang sering terjadi dan dapat bertahan dalam waktu yang lama. Komplikasi lainnya seperti pneumonia yang dapat menyebabkan kematian.

"Pemeriksaan radiologi seperti CT scan paru dapat dilakukan setelah sembuh dari COVID-19 untuk mengevaluasi kondisi paru-paru dan mendeteksi lebih dini untuk terjadinya komplikasi. Pemeriksaan Low Dose CT Scan merupakan pemeriksaan CT scan dengan dosis radiasi lebih minimal dan non-invasif yang dapat memberikan gambaran 3D paru-paru dan lebih detail dibandingkan dengan rontgen thorax konvensional." ungkap dr. Irmi Syafa'ah, Sp.P (K).

Itu dia beberapa hal penting yang disampaikan para dokter spesialis Mayapada Hospital terkait efek infeksi pasca COVID dan pemeriksaan kondisi tubuh pasca COVID.

Untuk diketahui, Mayapada Hospital menyediakan layanan Medical Check Up dengan pemeriksaan komprehensif yang didukung dengan dokter multispesialisasi. Pemeriksaan ini akan mendeteksi gangguan kesehatan secara dini untuk mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Sebab, dengan deteksi dini Anda juga bisa mendapatkan tindakan penanganan yang cepat dan tepat terkait berbagai risiko penyakit dari ahlinya.

Selain itu, Mayapada Hospital juga memiliki layanan Post COVID Recovery & Rehabilitation Center yang ditujukan bagi penyintas COVID-19 yang masih mempunyai keluhan agar bisa menetap setelah sembuh dari COVID-19. Mulai dari pemeriksaan jantung, paru, saraf, ginjal dan organ lainnya.

Yuk, lebih kenali kondisi tubuh pasca COVID dengan layanan komprehensif dari mayapada hospital. Informasi lebih lanjut cek di https://mayapadahospital.com/askdoctor.

(adv/adv)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads