Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini sering menyerang anak karena sistem imunnya masih belum terbentuk dengan sempurna.
DBD juga sering dikaitkan dengan musim hujan, tetapi dalam kenyataannya, penyakit satu ini bisa menyerang tubuh Si Kecil di sepanjang musim. Apalagi, saat pergantian musim atau pancaroba.
Serupa tapi tidak sama, penyakit ini memiliki gejala umum seperti demam atau influenza. Oleh sebab itu, keberadaannya sering tidak disadari. Padahal, jika dibiarkan DBD bisa menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu sudah terbukti karena nyamuk menjadi salah satu hewan paling mematikan di dunia dan bertanggung jawab atas satu juta kematian per tahun yang disebarkan melaluinya. Data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan pun mencatat pada Januari hingga minggu ke-36 bulan September 2022, ada 87.501 jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD. Dari jumlah tersebut, tercatat ada 816 kasus yang berujung kematian.
Di sisi lain, World Health Organization (WHO) melaporkan setengah dari populasi dunia saat ini berisiko terkena demam berdarah. Tercatat ada 100-400 juta manusia yang terinfeksi DBD setiap tahunnya.
Air Liur Nyamuk Tularkan Virus DBD
Virus dengue menjadi penyebab utama penyakit DBD. Adapun virus ini ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus yang biasanya menggigit pada pagi dan sore hari.
Melansir laman Science Alert, penelitian Ilmuwan University of Virginia School of Medicine, Amerika Serikat menyebutkan selain gigitan nyamuk, air liur nyamuk juga perlu dikhawatirkan.
Pasalnya, air liur nyamuk dapat membawa virus dengue dengan zat tertentu dan menularkan ke manusia. Menurut riset, zat tersebut dapat menekan respons sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi. Akibatnya, tubuh akan mengalami gejala DBD seperti, demam tinggi sampai 40°C, ruam, mual atau muntah, hingga nyeri otot, tulang dan sendi.
Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala demam berdarah mulai muncul 4-10 hari setelah gigitan nyamuk dan dapat bertahan tiga hingga tujuh hari. Sekitar 1 dari 20 orang yang sakit demam berdarah akan mengalami demam berdarah parah setelah gejala awalnya mulai memudar.
Cegah DBD dengan 3M Plus
DBD hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Tak hanya merugikan kesehatan, DBD juga dapat memberi kerugian sosial karena menimbulkan kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup masyarakat seperti dikutip dari Kemenkes.
Selain itu, DBD juga menimbulkan dampak ekonomi karena biaya pengobatan yang cukup mahal. Apalagi obat untuk membunuh virus dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba. Oleh sebab itu, sebaiknya cegah si Kecil dan keluarga dari nyamuk DBD dengan menerapkan 3M Plus yang disarankan Kemenkes, yakni bergotong royong membersihkan lingkungan dengan Menguras, Menutup, dan Mengubur.
Pertama, kuras dan bersihkan tempat yang sering dijadikan sebagai penampungan air secara rutin. Kedua, tutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Selanjutnya, kubur barang bekas yang berpotensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. Di samping 3M tersebut, lakukan juga poin plus, salah satunya dengan menggunakan obat nyamuk semprot yang bisa membunuh nyamuk seketika.
Menerapkan 3M Plus disebut efektif untuk membantu pencegahan DBD. Selain itu, pastikan juga untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera dalam melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD. Jangan lupa sediakan juga obat nyamuk semprot yang bisa membunuh nyamuk seketika agar anak senantiasa terlindungi dari gigitan nyamuk.
(adv/adv)










































