Stroke menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Tentunya stroke tidak boleh disepelekan, karena dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, bahkan mengancam jiwa. Dalam menghadapi stroke, setiap detik sangat berharga, dan pemahaman yang mendalam tentang gejala, langkah-langkah penanganan, serta kolaborasi antara berbagai disiplin medis menjadi kunci untuk meningkatkan hasil perawatan.
Zaman dahulu, stroke kerap menyerang orang lanjut usia (lansia) di atas 70 tahun. Namun jangan salah, karena anak muda tidak lepas dari risiko terkena stroke. Data dari laporan Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan kasus stroke di kalangan usia muda meningkat. Para peneliti menyebut prevalensi stroke naik hampir 8 persen.
Mereka yang terkena stroke di usia muda dengan rentang usia 18-44 tahun. Adapun peningkatan kasus stroke pada orang dengan rentang usia 18-44 tahun sebesar 14,6 persen sebagaimana dilansir dari Healthline. Sementara peningkatan juga terjadi pada kelompok usia 45-65 tahun, yakni 15,7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenali Gejala Awal Stroke
Stroke seringkali terjadi tanpa tanda atau peringatan. Namun sebetulnya terdapat tanda peringatan potensial sebelum stroke terjadi, yang disingkat dengan BEFAST. Dengan mengenali gejala utamanya, maka dapat membantu penderita mendapatkan penanganan yang tepat.
Adapun aspek-aspek utama yang perlu diperhatikan:
B - Balance (Keseimbangan): Kesulitan menjaga keseimbangan.
E - Eyes (Penglihatan): Pandangan mendadak buram atau berbayang.
F - Face (Wajah): Kelemahan di satu sisi wajah.
A - Arms (Lengan): Kelemahan di salah satu sisi lengan atau tubuh.
S - Speech (Ucapan): Kesulitan berbicara atau berbicara dengan cara yang tidak jelas (bicara pelo).
T - Time (Waktu): Waktu untuk memanggil bantuan dan segera ke rumah sakit.
Peran Tim Multidisiplin dalam Penanganan Stroke
Kesuksesan penanganan stroke tidak lepas dari kerja sama banyak pihak untuk memberikan perawatan terbaik. Dalam hal ini, butuh peran tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis neurologi, bedah saraf, dan radiologi serta perawat untuk mengatasi kondisi kritis saat serangan stroke terjadi. Berikut adalah gambaran peran dari masing-masing anggota tim:
- Dokter Spesialis Neurologi
Dokter spesialis neurologi seringkali menjadi anggota pertama yang terlibat. Mereka bertugas untuk mengidentifikasi jenis stroke yang dialami pasien, apakah itu iskemik (sumbatan) atau hemoragik (pendarahan). Melalui pemeriksaan fisik dan penggunaan teknologi pencitraan, mereka dapat menentukan langkah-langkah awal yang diperlukan.
Jika terdiagnosis stroke iskemik, dokter spesialis neurologi akan mengevaluasi kemungkinan terapi trombolitik untuk melarutkan gumpalan darah. Untuk stroke pendarahan, mereka harus merencanakan langkah-langkah untuk mengurangi tekanan intrakranial yang bisa berpotensi mengancam jiwa.
- Dokter Spesialis Bedah Saraf
Dokter spesialis bedah saraf memiliki peran yang sangat vital dalam menangani kasus stroke pendarahan. Ketika terjadi perdarahan di otak, para dokter spesialis bedah ini dapat melakukan prosedur bedah, seperti kraniotomi, untuk mengangkat hematoma. Ini adalah proses yang memerlukan penilaian cepat, karena setiap keputusan dapat berpengaruh besar pada pemulihan pasien.
Dalam hal ini, dokter spesialis bedah saraf bekerja sama dengan dokter spesialis neurologi dalam menentukan tindakan yang tepat. Diskusi terbuka mengenai kondisi pasien, risiko, dan opsi perawatan yang tersedia dapat meningkatkan hasil akhir perawatan pasien.
- Dokter Spesialis Radiologi
Pada upaya penanganan stroke, terdapat peran dokter spesialis radiologi. Mereka menggunakan alat pencitraan modern, seperti CT scan dan MRI untuk mendiagnosis dan menilai kerusakan otak.
Informasi dari pencitraan ini sangat berharga untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan teknologi canggih, radiolog dapat memberikan gambaran yang jelas tentang lokasi penyumbatan/perdarahan serta besarnya area otak yang mengalami kerusakan atau volume perdarahan. Hasil pencitraan tersebut akan menjadi 'bahan' untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.
- Perawat
Tidak hanya dokter, peran perawat pun tidak boleh dipandang sebelah mata. Para perawat ini bertugas melakukan manajemen harian pasien stroke. Tak hanya memantau kondisi pasien secara berkelanjutan, tetapi juga memberikan perawatan dasar dan komunikasi yang efektif dengan anggota tim medis lainnya. Dukungan emosional dari perawat sangat berarti bagi pasien dan keluarga mereka, terutama dalam situasi yang penuh tekanan.
Kemajuan Teknologi Percepat Penanganan Stroke
Kemajuan teknologi membawa kemajuan dalam penanganan pasien stroke. Dengan inovasi teknologi yang semakin canggih, dapat mempercepat pemeriksaan hingga penanganan penyakit stroke. Misalnya saja inovasi alat pencitraan modern, seperti CT scan dan MRI, yang memungkinkan diagnosis dilakukan secara lebih cepat dan akurat.
Penanganan Stroke Iskemik: Proses dan Risiko Trombolisis
Stroke terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu stroke iskemik (sumbatan) dan stroke hemoragik (pendarahan). Kedua kondisi ini memiliki potensi bahaya yang signifikan, namun memerlukan penanganan yang berbeda.
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhambat oleh gumpalan darah. Penanganan utama untuk kondisi ini adalah trombolisis, yaitu terapi yang bertujuan untuk melarutkan gumpalan tersebut.
Proses Trombolisis
Trombolisis dimulai dengan diagnosis cepat oleh dokter. Setelah stroke iskemik dipastikan, pasien harus memenuhi kriteria tertentu untuk menerima terapi trombolitik, yang idealnya dilakukan dalam waktu 4,5 jam sejak gejala pertama muncul. Larutan trombolitik, seperti alteplase, diberikan melalui infus intravena dengan pemantauan ketat untuk mencegah komplikasi seperti perdarahan intraserebral.
Risiko dan Manfaat Trombolisis
Trombolisis menawarkan manfaat besar berupa peningkatan peluang pemulihan fungsi neurologis. Namun, ada risiko utama seperti perdarahan serius. Oleh karena itu, dokter harus berdiskusi dengan pasien dan keluarga mengenai risiko dan manfaat terapi ini sebelum memutuskan tindakan.
Jika trombolisis tidak efektif atau jika gumpalan terlalu besar, intervensi lanjutan seperti trombektomi bisa menjadi pilihan. Prosedur ini dilakukan berdasarkan evaluasi menyeluruh, termasuk hasil pencitraan medis.
Penanganan Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, memerlukan pendekatan penanganan yang berbeda. Penanganan awal berfokus pada stabilisasi kondisi pasien, termasuk pengendalian tekanan darah dan pemantauan fungsi vital.
Langkah Penanganan Awal
Dokter akan memantau tekanan darah dan memberikan obat untuk menurunkan tekanan intrakranial jika diperlukan. Dalam kasus perdarahan besar, prosedur bedah seperti kraniotomi dilakukan untuk mengangkat hematoma atau mengendalikan sumber perdarahan.
Keputusan untuk Intervensi Bedah
Intervensi bedah dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi perdarahan, stabilitas neurologis pasien, dan analisis risiko. Keputusan ini dibuat melalui kolaborasi tim medis, termasuk dokter spesialis neurologi, bedah saraf, dan radiologi, untuk menentukan langkah terbaik bagi pasien.
Dengan diagnosis cepat, teknologi canggih, dan tim medis yang terlatih, peluang pemulihan pasien stroke dapat meningkat secara signifikan.
Stroke-Ready Hospital di Grup RS Siloam
Grup RS Siloam memahami bahwa penanganan stroke yang cepat dan tepat merupakan kunci untuk meminimalkan dampak serius yang dapat terjadi. Sebagai bagian dari komitmennya terhadap pelayanan kesehatan terbaik, Grup RS Siloam menghadirkan konsep stroke-ready hospital - rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas dan tim medis siap siaga untuk menangani kasus stroke secara efektif.
Fasilitas stroke-ready hospital di Grup RS Siloam dirancang untuk memastikan penanganan darurat yang optimal. Setiap rumah sakit ini dilengkapi alat pencitraan modern seperti CT scan dan MRI untuk mendukung diagnosis cepat dan akurat. Tim medis yang berpengalaman siap melakukan berbagai prosedur, termasuk trombolisis, bagi pasien dengan stroke iskemik. Selain itu, teknologi telemedisin dan sistem pemantauan real-time memungkinkan koordinasi antarspesialis berjalan lancar, memastikan keputusan medis diambil dengan efisien.
Daftar 12 Stroke-Ready Hospitals di Grup RS Siloam:
- RS Siloam Lippo Village
- RS Siloam MRCCC Semanggi
- RS Siloam ASRI
- RS Siloam Jantung Diagram Cinere
- RS Siloam TB Simatupang
- RS Siloam Kebon Jeruk
- RS Siloam Sriwijaya Palembang
- RS Siloam Dhirga Surya Medan
- RS Siloam Surabaya
- RS Siloam Denpasar Bali
- RS Siloam Jambi
- RS Siloam Bogor
Melalui fasilitas dan teknologi unggul ini, Grup RS Siloam berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien stroke, meningkatkan peluang pemulihan, dan membantu mereka kembali menjalani kehidupan yang berkualitas.
Pentingnya Membangun Kesadaran Masyarakat tentang Stroke
Perlu dicatat, stroke adalah kondisi medis serius yang memerlukan penanganan cepat. Masyarakat pun harus melek dan sadar akan bahaya penyakit ini. Karena itu, dibutuhkan upaya untuk mengedukasi mendalam agar masyarakat dapat mengenali tanda awal stroke, serta pentingnya penanganan cepat bagi pasien stroke. Sebab masih banyak orang yang tidak menyadari gejala stroke dan mungkin menunda pencarian perawatan medis.
Edukasi ini juga untuk meluruskan berbagai mitos tentang stroke yang beredar. Misalnya, ada anggapan bahwa stroke hanya terjadi pada orang tua, padahal kondisi ini dapat terjadi pada orang muda juga. Edukasi yang efektif dapat membantu mengubah pandangan ini dan mendorong orang untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka.
Melalui upaya kolektif dari seluruh tim medis dan masyarakat, diharapkan dapat menekan angka kejadian stroke dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, masa depan penanganan stroke tampak lebih cerah dan memberikan harapan bagi banyak orang.
Langkah-langkah Pencegahan Stroke
Tak hanya memahami gejala awalnya saja. Namun masyarakat harus mulai melakukan langkah pencegahan agar terhindar dari risiko stroke. Adapun beberapa langkah untuk mengurangi risiko terkena stroke antara lain:
- Mengelola Faktor Risiko
Mengelola faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi sangat penting. Pengawasan rutin dan pengobatan yang tepat dapat membantu menurunkan risiko stroke.
- Gaya Hidup Sehat
Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti pola makan seimbang, olahraga rutin, dan berhenti merokok, juga berperan besar dalam pencegahan stroke. Mengurangi konsumsi alkohol dan menjaga berat badan yang sehat adalah langkah-langkah tambahan yang sangat dianjurkan.
- Edukasi Pribadi
Individu juga harus proaktif dalam mengedukasi diri mereka tentang tanda-tanda stroke dan pentingnya penanganan cepat. Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat lebih siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan jika gejala muncul.
Itulah tadi ulasan seputar gejala, prosedur penanganan, hingga cara mencegah stroke. Ingat, penanganan cepat dan tepat penting guna mencegah terjadinya komplikasi serius. Itulah tadi ulasan seputar gejala, prosedur penanganan, hingga cara mencegah stroke.
Apabila Anda atau kerabat memiliki permasalahan stroke dan ingin berkonsultasi dengan dokter, Anda dapat melakukan booking jadwal melalui aplikasi MySiloam, mengunjungi siloamhospitals.com/cari-dokter, atau hubungi Contact Center 1-500-181.
(adv/adv)










































