Karena Vaksin Flu Babi, 800 Anak di Eropa Kena Penyakit Tidur Mendadak

Karena Vaksin Flu Babi, 800 Anak di Eropa Kena Penyakit Tidur Mendadak

- detikHealth
Rabu, 30 Jan 2013 06:58 WIB
Karena Vaksin Flu Babi, 800 Anak di Eropa Kena Penyakit Tidur Mendadak
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Wabah flu babi sempat menghebohkan dunia di tahun 2009. Untuk menangkal penyakit ini, perusahaan obat bernama GlaxoSmithKline (GSK) membuat vaksin yang disebut Pandemrix. Wabah tersebut berhasil diatasi, tapi vaksinnya mengakibatkan efek samping seumur hidup.

Salah seorang korbannya adalah Emelie Olsson. Dalam waktu setahun setelah mendapat vaksin flu babi, gadis berusia 14 tahun ini tiba-tiba mengalami narkolepsi, yaitu gangguan serangan tidur mendadak. Emilie tidak sendirian, ada 800 anak lain di Eropa yang mengalami hal serupa.

"Saya tidak bisa tertawa atau bercanda dengan teman-teman saya lagi, karena ketika melakukannya, saya tidak sadarkan diri dan pingsan," kata Emilie Ollson seperti dilansir Reuters, Rabu (30/1/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Narkolepsi atau tidur mendadak memang bisa muncul apabila penderitanya mengalami peristiwa emosional, bisa berupa ketakutan, kaget, sedih, bahkan gembira. Dalam kasus Emelie, bersenang-senang adalah pemicu emosional kumatnya gejala narkolepsi.

Penyakit ini merupakan penyakit seumur hidup. Sampai saat ini, gangguan ini belum ada obatnya dan para ilmuwan belum memahami betul apa penyebabnya. Yang diketahui hanyalah penderitanya kekurangan neurotransmitter otak yang mengatur tubuh agar tetap terjaga.

Tak hanya di Swedia saja, ternyata di Finlandia, Norwegia, Irlandia dan Perancis juga terjadi lonjakan kasus narkolepsi. Diduga penyebabnya adalah vaksinasi virus H1N1 penyebab flu babi. Pejabat kesehatan menyebutnya sebagai 'tragedi medis' yang menuntut perhatian dunia.

Regulator obat di Eropa sebenarnya telah memberi instruksi bahwa Pandemrix tidak boleh diberikan kepada orang berusia di bawah 20 tahun. Pihak GSK pun mengerahkan tim untuk menyelidiki kasus ini, namun mereka menyatakan belum ada bukti yang menunjukkan sebab akibat.

"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya sama sekali bahwa Pandemrix meningkatkan terjadinya narkolepsi pada anak-anak di beberapa negara, dan mungkin di sebagian besar negara," kata Emmanuel Mignot, spesialis gangguan tidur di Stanford University yang diminta GSK menyelidiki kasus ini.

Walau demikian, Mignot setuju bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan korelasi Pandemrix terhadap wabah narkolepsi. Pihak GSK sendiri mengatakan ada 795 orang di seluruh Eropa yang dilaporkan mengalami narkolepsi sejak penggunaan vaksin ini dimulai tahun 2009.

Secara total, Pandemrix sudah diberikan kepada lebih dari 30 juta orang di 47 negara selama pandemi flu babi tahun 2009 - 2010. Karena mengandung bahan tambahan atau adjuvant, obat ini tidak digunakan di AS karena regulator masih merasa perlu mewaspadai vaksin yang mengandung adjuvant.

Sebuah tim peneliti independen menerbitkan hasil penelitian di Swedia, Finlandia dan Irlandia yang menemukan bahwa risiko narkolepsi setelah wabah flu babi 2009-2010 meningkat 7 - 13 kali lipat pada anak-anak yang diberi Pandemrix daripada anak-anak yang tidak divaksinasi.

(pah/vit)

Berita Terkait