Petak Umpet dan Lompat Tali Bantu Anak Stop Cemaskan Berat Badannya

Petak Umpet dan Lompat Tali Bantu Anak Stop Cemaskan Berat Badannya

- detikHealth
Kamis, 11 Jul 2013 15:30 WIB
Petak Umpet dan Lompat Tali Bantu Anak Stop Cemaskan Berat Badannya
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Di masa lalu, masalah berat badan mungkin hanya membayangi orang-orang yang mulai menginjak dewasa atau usia 20-an awal. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak zaman sekarang sudah merasa khawatir dengan berat badannya. Bagaimana cara menyikapinya?

Lewat riset pribadinya, seorang psikolog bernama Dr. Linda Papadopoulos menemukan bahwa anak berusia lima tahun pun telah merasakan kecemasan dengan image tubuhnya.

Bahkan ketika berbicara dalam acara peluncuran kampanye Make Time 2 Play yang diselenggarakan oleh British Toy & Hobby Association baru-baru ini, Dr. Papadopoulos menambahkan dari beberapa studi-studi terbaru terungkap seperempat dari anak perempuan berusia tujuh tahun diketahui telah melakukan upaya penurunan berat badan sedikitnya satu kali seumur hidup mereka dan sepertiga anak laki-laki berusia 8-12 tahun diketahui telah melakukan diet demi mendapatkan berat badan ideal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beruntung Dr. Papadopoulos telah menemukan bahwa anak-anak takkan lagi mengkhawatirkan image tubuhnya jika mereka memainkan tradisional seperti petak umpet, kasti dan lompat tali. Menurutnya, dengan permainan ini, generasi muda akan merasa lebih percaya diri dengan tubuhnya sendiri di masa depan.

Selain itu, permainan semacam ini akan memberikan kepercayaan diri bagi anak yang tak begitu sporty atau aktif bergerak agar dapat mengatasi kecemasan yang sama. Dalam laporannya yang berjudul Physical Activity and Body Image, Dr. Papadopoulos menemukan bahwa bermain itu sama pentingnya dengan olahraga dalam hal mendorong anak-anak agar mau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas fisik.

Anak yang punya masalah kepercayaan diri dengan tubuhnya lebih cenderung enggan ambil bagian dalam aktivitas olahraga formal. Tapi orang tua yang mengikutsertakan anak-anaknya dalam aktivitas fisik rutin misalnya permainan tradisional sejak dini akan membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri dan ketahanan emosionalnya.

Dengan begitu, anak-anak akan lebih tahan menghadapi pesan-pesan eksternal terkait image tubuh seperti yang disampaikan dalam iklan-iklan di media massa yang membombardir mereka hingga beranjak dewasa.

"Kembali memainkan permainan tradisional yang melibatkan aktivitas fisik tak hanya akan menghilangkan kekhawatiran tentang image tubuh di kalangan anak-anak. Generasi muda yang aktif juga lebih cenderung memiliki pandangan positif terhadap aktivitas fisik," tandas Dr. Papadopoulos seperti dilansir Daily Mail, Kamis (11/7/2013).

"Apalagi untuk anak-anak yang malu berolahraga, masih ada banyak aktivitas lain yang dapat membuat anak menjadi aktif bergerak tanpa harus terlibat dalam sebuah tim olahraga," tekannya.

Dr. Papadopoulos menambahkan membangun 'sarang persembunyian', jelajah alam atau berburu harta karun juga bisa jadi awal yang baik agar anak-anak mau aktif sebelum akhirnya nanti beralih ke aktivitas yang sebenarnya seperti kasti atau bermain bola. "Yang penting, kuncinya adalah buatlah jadi semenyenangkan mungkin," pungkasnya.



(vit/vit)

Berita Terkait