Pada pasangan suami istri, bila sang suami didiagnosa terkena kanker atau penyakit lainnya, maka sperma suami akan dibekukan sebelum melakukan pengobatan agar tetap dapat bisa memiliki anak. Hal inilah yang dilakukan orang tua dari pasangan kembar ini.
Dilansir dari Daily Mail, Jumat (13/9/2013), Richard Norman pada tahun 2007 didiagnosa mengidap kanker testis saat usianya 26 tahun. Antibiotik gagal untuk mengobati 'benjolan' yang ditemukan di testis kanannya. Maka dari itu, Richrad membekukan spermanya, yang kemudian digunakan untuk melahirkan Charlie pada tahun 2010 dengan proses bayi tabung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Charlie lahir pada Mei 2010, saat ayahnya masih melawan kanker. Sedangkan saudara kembarnya, Georgina, dilahirkan sampai hampir tiga tahun kemudian, yakni pada bulan November tahun lalu.
"Mereka kembar karena dikandung pada waktu yang sama, meskipun saya melahirkan mereka hampir terpisah tiga tahun. Sebagai bayi yang baru lahir mereka juga identik, Namun ketika orang melihat Charlie dan Georgina, mereka tidak akan percaya kalau kedua anak itu dikandung pada waktu yang sama karena Charlie lebih tua 3 tahun," ujar sang ibu.
Kedua orang tua mereka mengakui adanya ikatan yang erat antara Charlie dan Georgina, seperti layaknya anak kembar. Kelak mereka juga berencana untuk memberitahu Charlie dan Georgna mengenai awal hidup mereka yang luar biasa.
Kedua anak kembar ini sungguh sangat membantu Richard dalam proses penyembuhan, karena tekatnya yang kuat untuk sembuh dan dapat menjadi ayah. Pada saat Richard didiagnosa memiliki tumor yang besar pada bagian testisnya dan mengidap kanker testis, Richard baru berusia 26 tahun.
Ketika didiagnosa, hal yang pertama muncul dibenaknya adalah ia ingin menjadi seorang ayah dan memiliki keluarga yang bahagia. Oleh karena itu ia memutuskan untuk membekukan spermanya, yang kemudian digunakan untuk membuahi telur. Satu embrio dimasukkan ke dalam rahim istrinya dan empat embrio lain dimasukan ke dalam pendingin.
Meskipun Charlie dan Georgina adalah anak kembar, tetapi mereka tetap memilki perbedaan. "Mereka memang memiliki kepribadian yang sangat berbeda, Georgina sangat santai, sementara Charlie tahu apa yang diinginkannya," ujar ibunya.
Dr. Rahnuma Kazem, Direktur Medis di CARE Fertility, yang merawat Richard mengatakan, "Sperma yang dibekukan penting bagi pria yang tengah melakukan kemoterapi atau radioterapi untuk kanker. Charlie dan Georgina tidak akan ada di sini jika sperma Richard tidak dibekukan. Satu siklus IVF yang menghasilkan dua bayi yang terpisah tiga tahun merupakan hal yang terindah."
(vit/vit)











































