Kesibukan orang tua terkadang membuat anak harus tinggal bersama dengan kakek atau neneknya. Hal inilah yang membuat James Kirby, peneliti dari Parenting and Family Support Centre at the University of Queensland, tertarik untuk mengadakan program pengasuhan anak melalui kakek dan neneknya ini.
"Alasan utama kami memfokuskan diri kepada kakek dan nenek adalah masih banyak orang tua yang kurang terlibat dalam pengasuhan anaknya," ujarnya seperti dilansir dari Reuters dan ditulis detikhealth pada Senin (23/12/2013)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini merupakan adaptasi dari Triple P-Positive Parenting Program yang sudah ada sejak 30 tahun yang lalu. Namun jika sebelumnya fokusnya pada orang tua, program kali ini memfokuskan diri pada kakek-nenek. Program ini berjalan selama sembilan minggu dan terdiri dari tujuh kegiatan kelompok serta dua sesi telepon.
Untuk itu, Kirby dan rekan-rekannya merekrut 54 kakek dan nenek yang mengasuh cucunya minimal 12 jam per minggu, dengan range umur cucu antara dua sampai sembilan tahun. Setelah itu, mereka dibagi menjadi dua kelompok besar yang akan diteliti. 28 Orang akan mengikuti program tersebut, sementara sisanya akan dijadikan bahan perbandingan.
Selama sembilan pekan, kedua grup ini mengisi kuesioner tentang perilaku cucunya. Pada awal studi, seluruh anak mempunyai rataan skor yang sama. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor dari 0 sampai 36 untuk perilaku anak, serta 36 sampai 252 untuk frekuensi perilaku buruk anak. Makin tinggi skornya berarti makin buruk perilaku anak tersebut.
Hasil riset menunjukkan bahwa kakek-nenek yang mengikuti program tersebut memiliki cucu yang lebih baik dan lebih tenang. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka skor dan frekuensi perilaku buruk pada cucunya. Sementara kakek-nenek yang tidak mengikuti program tersebut tidak mengalami perubahan pada skor dan frekuensi perilaku cucunya.
Hasil lain yang terjadi adalah meningkatnya kepercayaan diri kakek-nenek yang mengikuti program. Mereka juga mengaku menjadi lebih dekat dengan keluarga anak mereka. Selain itu, mereka juga mengatakan jarang mengalami depresi, kegelisahan, dan stres.
"Kami juga menolong kesehatan mental para kakek-nenek, dan pada waktu yang sama kami juga membantu menurunkan perilaku buruk pada anak," pungkas Kirby.
(vit/up)











































