Program dari kementerian pendidikan Swiss itu sontak menuai protes dari orangtua. Pasalnya anak-anak mereka yang masih SD diberi kit pendidikan berupa 'kotak seks' yang isinya termasuk mainan berbentuk penis dan vagina. Para orangtua menganggap itu sama saja dengan membagi-bagikan benda pornografi pada anak. Padahal, anak-anak seusia mereka membutuhkan perlindungan terhadap hal-hal berbau seksual.
Peralatan yang terdiri dari mainan berbentuk vagina, penis, serta organ reproduksi lain itu awalnya ditujukan untuk mengajarkan pendidikan seks pada siswa SD dan siswa yang lebih tua. Tapi kemudian para orang tua melakukan protes keras. Mereka meminta agar sekolah tidak memberikan peralatan pendidikan seks anak semacam itu.
Setelah menuai banyak protes, kit pendidikan seks itu akhirnya dilarang peredarannya. Tapi para pejuang anak tidak berhenti sampai situ. Mereka ingin agar seluruh negara bagian melarang pendidikan seks untuk anak di bawah sembilan tahun.
Sekelompok orang tua di utara kota Basel lantas mencanangkan sebuah referendum, yaitu pengambilan keputusan politik atas suatu permasalahan berdasarkan pemungutan suara. Referendum merupakan fondasi dari pelaksaan demokrasi langsung di negara Alpen itu. Tiap tahunnya, para pemilih dipanggil untuk menyuarakan pendapatnya mengenai isu-isu lokal hingga isu-isu tingkat negara bagian.
Isu yang diangkat dalam referendum harus mendapat cukup dukungan dari para pemilik suara. Setelah mendapat 100.000 tanda tangan, Desember lalu, para aktivis lantas mengajukan petisi pada pemerintah untuk mengadakan pemungutan suara.
Berdasar jajak pendapat itu, pendidikan seks dianggap sebagai urusan antara anak dan orang tua, sistem pendidikan tidak berhak mencampurinya.
Berdasar referendum, akan tetap diadakan kelas pendidikan seksual untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual. Namun, pendidikan seks untuk anak di bawah sembuilan tahun akan dilarang. Sedangkan bagi anak berusia sembilan sampai dua belas tahun, pendidikan seksual bukan merupakan pelajaran wajib.
Untuk siswa yang lebih tua atau di anak atas dua belas tahun, pendidikan seks akan diberikan dalam pelajaran wajib. Akan tetapi materi harus disampaikan oleh guru biologi dan berfokus pada pengetahuan reproduksi dan perkembangan manusia. Jika menyimpang hingga ke aspek sosial seks, maka siswa diperbolehkan untuk tidak mengikuti pelajaran tersebut.
(vit/vit)











































