Samuel lahir dengan arteri pulmonalis terbatas, yang berarti darahnya bisa dengan mudah mengalir dari jantung ke paru-parunya. Dengan kondisi tersebut, ia menjalani operasi di Bristol Royal Hospital for Children. Operasi berjalan lancar dan Samuel dijadwalkan check-up rutin di Royal United Hospital, Bath. Namun orang tua Samuel mengaku mereka sering kesulitan melakukan check-up karena sistem pendataan pasien berbasis komputer baru yang diterapkan RUH mengalami gangguan.
Menurut laporan Freedom of Information, gangguan tersebut 63 jadwal pasien error dan hilang, salah satunya jadwal check-up milik Samuel. Kali terakhir ia melakukan check-up scan jantung pada bulan Oktober 2010, namun tidak lagi melakukannya selama 20 bulan terakhir karena gangguan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ia adalah seorang anak laki-laki yang baik, pintar, cerdas, dan memiliki banyak teman. 20 bulan waktunya sia-sia karena tak mendapatkan perawatan yang seharusnya. Ini tidak seharusnya terjadi," ungkap orang tuanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (1/3/2014).
Pemeriksaan atas kematian Samuel dijadwalkan akan dilakukan Flax Bourton, dekat Bristol, dan diperkirakan akan berlangsung selama empat hari.
"Kami mengucapkan turut berduka cita untuk keluarga Samuel Starr. Pemeriksaan koroner akan diadakan segera dan kami berharap ini akan memberikan keluarga Samuel dan semua orang yang terlibat dalam perawatan indikasi yang lebih jelas tentang kematiannya," ungkap juru bicara dari Royal United Hospital.
Sementara itu juru bicara dari University Hospitals Bristol NHS Foundation Trust menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk belajar dari setiap pengalaman buruk tersebut dan memastikan akan melakukan perawatan yang lebih baik bagi ke depannya.
(ajg/vta)











































