Para pengidap biasanya sering melakukan sesuatu secara berulang-ulang, yang diiringi perasaan cemas atau takut jika tidak melakukannya. Sebagai contoh, mencuci tangan, muka, atau merapikan barang-barangnya agar tersusun rapi dan teratur.
Nah, penelitian terbaru dari Amerika mengatakan bahwa ada cara yang tepat untuk menolong anak yang mengidap OCD. Jennifer Freeman, ketua tim peneliti dari Alpert Medical School of Brown University mengatakan bahwa Terapi Perilaku (Behavioral Therapy) yang melibatkan keluarga dapat membuat anak dengan OCD menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Freeman berasal dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap 127 anak dengan OCD yang berumur 5 hingga 8 tahun. Anak-anak tersebut dibagi menjadi dua grup yang berisi 63 dan 64 anak.
Grup pertama yang berisi 63 anak menerima terapi perilaku kognitif berbasis keluarga. Terap ini didisain untuk orang tua dan anak, dengan menekankan pentingnya memahami, mengatur dan mengurangi gejala-gejala OCD pada Anak. Isi terapi antara lain kelas-kelas untuk orang tua, latihan fisik serta simulasi bagaimana mengatasi obsesi pada anak.
Sementara itu, grup kedua berisi 64 anak yang juga diberikan terapi berbasis keluarga. Bedanya terapi yang mereka lakukan terapi relaksasi, tanpa memberikan aspek-aspek spesifik tentang OCD. Kedua kelompok melakukan terapi selama 14 minggu.
Hasilnya menunjukkan bahwa 72 persen anak yang mengikuti terapi perilaku kognitif mengalami peningkatan pada status kesehatan jiwanya. Sementara itu, hanya 41 persen anak yang mengalami peningkatan melalui terapi relaksasi.
"Penelitian ini membuktikan bahwa untuk menangani anak dengan OCD tidak cukup hanya dengan terapi relaksasi saja. Dibutuhkan terapi perilaku kognitif yang mengajarkan bukan hanya anak, tetapi juga orang tua tentang bagaimana mengatasi OCD," pungkas Freeman.
Penelitian ini dipublikasikan melalui jurnal JAMA Psychiatry.
(vit/vit)











































