Anak Tak Bisa Diam, Bisa Jadi Gejala Sindrom Tourette

Anak Tak Bisa Diam, Bisa Jadi Gejala Sindrom Tourette

- detikHealth
Sabtu, 24 Mei 2014 10:01 WIB
Anak Tak Bisa Diam, Bisa Jadi Gejala Sindrom Tourette
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Anak-anak yang tak mau diam dan selau berlarian kemana-mana adalah hal yang biasa. Tapi jika anak Anda sering terlihat mengedip-ngedipkan mata, mengeluarkan suara dari hidung dan tak pernah tenang boleh jadi ia mengalami sindrom tourette.

Sindrom ini dicirikan dengan gejala yang disebut tic. Di dunia kedokteran, tic berarti gerakan atau kontraksi otot yang berulang-ulang, cepat, tiba-tiba atau mendadak, tak terkendali, tak bertujuan, dan meniru-niru. Tic pada umumnya dialami oleh anak usia empat hingga enam tahun, sampai dengan tingkat keparahan tertinggi pada usia 10-12 tahun.

Penyakit semacam ini dikenal sebagai sindrom tourette atau tourette syndrome (TS), yaitu kelainan saraf yang menyebabkan seseorang mengeluarkan tic, gerakan tak terkendali, secara berulang-ulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa orang mengalami tic ringan seperti berkedip, menyentakkan kepala, menyalak, atau memekik. Namun, beberapa pasien mengalami tic parah seperti melompat-lompat, memukul, menggigit, atau mengeluarkan sumpah serapah," jelas dr Dito Anurogo dari Universitas Surya kepada detikHealth, dan ditulis pada Sabtu (24/5/2014).

Selain disebabkan oleh faktor fisik, perasaan tertekan juga bisa berkontribusi memperburuk kelainan ini. Namun orang tua tak perlu risau, tic sendiri bisa dikendalikan dengan cara memberikan kegiatan positif pada si kecil seperti mengerjakan PR, bermain, berolahraga, sehingga ketika ia merasa aman, maka ia akan merasa kuat.

"Perlu diketahui pula bahwa stres, cemas, kelelahan, atau kondisi emosional lainnya cenderung dapat memperburuk kejadian tic. Sedangkan relaksasi, bermain, berolahraga, berdoa, konsentrasi yang terfokus pada tugas atau pekerjaan tertentu cenderung meredakan gejala-gejala tic," imbuh dr Dito.

90 persen anak-anak dengan tourette syndrome juga memiliki kondisi penyerta, seperti hiperaktif, obsessive-compulsive disorder, atau gangguan pengendalian gerak. Ada beberapa golongan obat yang dapat digunakan dalam proses penyambuhan kelainan ini, antara lain neuroleptics, antidopaminergic, dan injeksi.

(hrn/up)

Berita Terkait