"Sebenarnya anak-anak itu melewati beberapa tahap perkembangan. Usia 1-3 tahun itu biasanya tahap di mana anak mulai lebih mandiri dan pada saat yang sama, anak ini menjadi pembangkang luar biasa. Justru kadang dari situlah bibit-bibit potensi anak muncul," terang psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si.
Kemudian masuk ke fase berikutnya, yaitu usia 3-6 tahun. Menurut Anna, bukan sekadar pembangkang saja tapi pada periode ini kemampuan kognitif anak sudah berkembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal kondisi semacam ini tak perlu ditanggapi secara berlebihan. Anna menegaskan bahwasanya ini normal sebagai bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Lantas apa yang bisa dilakukan orang tua agar tumbuh kembang anak jadi optimal? Anna memberikan tiga solusi sederhana namun mengena terkait hal ini.
1. Memperhatikan kecukupan nutrisi anak
2. Mengajak anak banyak bergerak. Ini disadari Anna mengingat belakangan anak sudah lebih jarang menghabiskan waktunya dengan bermain atau beraktivitas di luar rumah.
"Padahal ini sangat dibutuhkan oleh anak demi pertumbuhan fisik dan motorik, termasuk hingga ke aspek sosial emosionalnya. Bahkan aktivitas ini juga penting untuk perkembangan kemampuan kognitifnya," tegasnya.
3. Memberikan simulasi-simulasi pada anak, dengan didasarkan pada attachment antara orang tua dengan si anak
"Attachment itu adalah hubungan yang mesra dengan anak kita. Artinya kasih sayang kepada anak kita itu harus diekspresikan terus-menerus sehingga anak ini merasa nyaman sekali berdekatan dengan orang tuanya dan nantinya anak-anak yang nyaman ini akan tumbuh menjadi individu yang matang dan potensinya akan berkembang lebih optimal," kata Anna dalam talkshow Vitalac dengan 5 Star Nutri 'Nutrisi Berkualitas Internasional untuk Anak Indonesia' di Hotel Phoenix dan ditulis Rabu (28/5/2014).
(iva/up)











































