Kepo atau memata-matai mantan pacar di jejaring sosial memang tidak dianjurkan oleh psikolog, namun sebagian orang sulit menghindari godaan untuk melakukannya. Memang tak mudah, tapi selalu ada tips agar tidak berlarut-larut.
"Ingat saja bahwa kalau kita stalking malah akan lebih sakit hati, jadi ngapain juga stalking," saran psikolog dari RS Pluit Jakarta, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, saat dihubungi detikHealth, Selasa (10/6/2014).
Salah satu cara untuk berhenti stalking alias kepo adalah dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Menurut psikolog yang akrab disapa Diana ini, kesibukan sehari-hari bisa membantu mengalihkan pikiran dari rasa penasaran akan kabar sang mantan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Diana, para masokis emosional kadang sengaja stalking dan menikmati setiap sakit yang dirasakan di hatinya, dengan harapan akan kelihatan terpuruk di mata sang mantan. Dengan demikian, mungkin sang mantan merasa kasihan lalu mau diajak rujuk kembali.
"Tapi ingat, hubungan yang didasari rasa kasihan bukan hubungan yang sehat," pesan Diana.
Meski memaklumi, Diana tidak menyarankan siapapun untuk stalking alias kepoin mantan pacar. Aktivitas iseng ini hanya akan memicu sakit hati yang lebih mendalam, atau bahkan depresi, jika mendapati hal-hal yang tidak seharusnya diketahui dari sang mantan.
(up/rdn)











































