Namun sebuah studi baru justru menemukan anak-anak yang rutin SMS-an bisa lebih pandai mengeja ketimbang yang tidak. Bagaimana bisa?
Dengan kata lain peneliti ingin mencoba memanfaatkan ketergantungan anak-anak jaman sekarang pada gadget untuk meningkatkan kemampuan mengeja mereka. Pertama, peneliti meminta 160 anak berusia 8-16 tahun dari West Midlands, Inggris untuk menjalani serangkaian tes, seperti tes mengeja (spelling) dan grammar, baik secara formal atau tertulis maupun via SMS, tes kognitif dan menyalin seluruh SMS yang masuk ke ponsel mereka dalam kurun dua hari ke atas kertas.
Tes dilangsungkan di awal studi dan diulang kembali 12 bulan kemudian. Barulah setelah itu peneliti mulai mengamati jumlah dan jenis grammar yang dipakai serta typo atau kesalahan eja dalam SMS anak-anak ini lalu membandingkannya dengan hasil tes tulis mereka.
Disitu peneliti menemukan anak usia SD yang cenderung menggunakan bentuk kata yang tidak sesuai grammar dan ejaan yang tak biasa saat mengetik SMS justru memiliki kemampuan mengeja yang lebih baik saat tes yang sama dikerjakan kembali 12 bulan kemudian. Begitu juga dengan remaja-remaja yang cenderung mengurangi penggunaan kata-kata tertentu ketika berkirim SMS.
Dengan kata lain, anak-anak yang paling kreatif saat mengetik SMS justru menjadi pengeja terbaik dalam studi ini.
"Saat anak-anak bermain dengan bahasa seperti ini, mereka harus sudah paham dengan perbedaan suara dan tulisan. Skill ini kan diajarkan secara formal sejak di bangku SD. Jadi SMS-an malah memberi mereka kesempatan untuk melatih pemahaman mereka tentang bagaimana kaitan antara suara dan tulisan ini satu sama lain," terang Clare Wood, profesor di bidang psikologi dalam edukasi dari Coventry University seperti dikutip dari BBC, Jumat (13/6/2014),
Ia juga menampik ketakutan orang tua modern yang khawatir karena anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu membaca di tablet maupun iPad ketimbang buku.
Kendati begitu, peneliti mendukung sekolah agar mengajari siswa-siswinya bagaimana cara menulis grammar dengan benar secara konvensional. Terlebih agar anak-anak tahu konteks, kapan harus menggunakan kata resmi dan kapan mereka tak boleh menyingkat-nyingkat SMS.











































