"Kasus autisme banyak terjadi karena orang tua keracunan timbal (Pb) lewat hasil pembakaran bahan bakar minyak (bbm)," kata dr. Bagus Satryia Budi dari Kementrian Kesehatan.
Risiko paparan timbal terhadap ibu maupun ayah sangat mungkin membawa risiko autisme pada bayi. Timbal akan mengendap di dalam darah dan berada dalam tubuh seumur hidup. Oleh karena itu dr Bagus menyarankan agar ibu hamil di kota-kota besar tidak terlalu sering beraktivitas di luar rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risiko autisme dapat juga menurun melalui ayah. Di dalam tubuh timbal dapat mengendap hingga seumur hidup bahkan bisa menjadi bagian dari DNA penurun faktor austisme. Timbal yang ada dalam tubuh dapat diuji baik dalam darah maupun rambut.
Timbal pada mulanya masuk melalui sistem pernapasan menuju ke otak. Pada tahap pertama timbal memengaruhi sistem saraf kemudian bergerak ke seluruh tubuh melalui darah. Timbal yang mengendap dalam darah dapat diketahui dari deteksi plumbum. Jika tingkat Pb diatas lebih dari 0,1 mg/100 cc dapat menyebabkan keracunan hingga berpengaruh pada kecerdasan otak anak.
dr. Bagus sangat khawatir terhadap hal ini. Bahan bakar dengan timbal hanya diperbolehkan untuk industri. Itulah sebabnya mengapa tidak boleh ada pemukiman di sekitar wilayah pabrik. Oleh karena itu bahan bakar yang mengandung timbal tidak seharusnya digunakan untuk kendaraan bermotor.
"Memang murah namun dampaknya jauh lebih mahal. Bahkan Green Peace sekalipun marah besar terhadap penggunaan bensin ini," tutupnya.
(up/up)











































