Sebelum menjawab hal itu, Dr Christina Boros dari Women's and Children's Hospital, Adelaide menjelaskan bahwa arthritis atau radang sendi itu merupakah payung dari 100-an penyakit muskuloskeletal yang biasanya menyerang sendi, otot, tulang rawan dan jaringan ikat lainnya.
"Dan kondisi-kondisi ini bisa muncul pada umur dewasa asal, atau bahkan di masa kanak-kanak," ungkapnya seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (11/11/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini juga lebih rentan dialami wanita dan cenderung menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kendati begitu, Dr Boros mengungkapkan anak-anak juga bisa terkena radang sendi. Perbandingannya 1 dari 500 untuk anak di bawah usia 18 tahun. "Namanya juvenile arthritis, tak banyak yang menyadari jika ini penyakit yang sebenarnya tidaklah langka," katanya.
Juvenile arthritis atau radang sendi pada anak-anak sebenarnya merupakan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan si anak mengalami error dan menyerang sel, jaringan dan organ tubuhnya sendiri.
60 Persen kasus radang sendi pada anak tergolong 'oligoarthritis'. Pada anak ditemukan empat sendi yang meradang atau kurang ketika usianya berkisar antara 2-5 tahun.
Jenis radang sendi lain yang banyak ditemukan pada anak-anak adalah 'polyarthritis', sendi yang terkena radang mencapai lima buah atau lebih, dan 'systemic onset arthritis', di mana selain peradangan pada sendi, si anak juga memperlihatkan gejala seperti demam dan muncul ruam di kulitnya.
"Ada tujuh jenis arthritis pada anak-anak, tapi klasifikasinya masih belum sempurna. Di samping itu, penyebab pasti dari arthritis anak ini masih jadi misteri, hampir sama dengan yang dialami orang dewasa," imbuhnya.
(lil/vit)











































