Kebanyakan anak autis dianggap tak mampu mengikuti pelajaran atau diajak bicara karena mengalami keterbelakangan mental. Padahal dari sebuah studi dipastikan bahwa pengidap autisme sejatinya mempunyai tingkat intelijensia yang tinggi.
Bagaimana peneliti bisa menyimpulkan hal itu? Selama ini banyak pakar menduga autisme dipicu oleh adanya variasi genetik tertentu. Akan tetapi setelah menganalisis kondisi DNA dari 10.000-an orang yang tinggal di Skotlandia, peneliti menemukan hal yang luar biasa.
Menurut mereka, gen yang selama ini selalu dikaitkan dengan autisme, ternyata juga ada hubungannya dengan gen yang meningkatkan tingkat kepandaian atau IQ seseorang. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (12/3/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dibuktikan peneliti dengan meminta ke-10.000 partisipan tersebut untuk ambil bagian dalam serangkaian tes IQ. Hasilnya, mereka yang membawa varian gen yang sama dengan pengidap autisme rata-rata mempunyai skor tes yang lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak memiliki varian gen tersebut.
Bahkan hasil tes yang sama juga ditemukan ketika peneliti melakukan penelitian serupa pada 921 remaja di Australia.
"Kendati begitu kami tak tahu pasti bagaimana menjelaskan mekanisme di antaranya keduanya. Mungkin bila nanti kami dapat memahami bagaimana variasi genetik ini berdampak terhadap fungsi otak pengidap autisme, saat itulah kami memahami seperti apa kepandaian yang mereka miliki," ungkap ketua tim peneliti Dr Toni-Kim Clarke dari Division of Psychiatry, University of Edinburgh.
Peneliti lain, Prof Nick Martin dari Queensland Institute for Medical Research menimpali, dengan kata lain gen pembawa autisme sebenarnya bisa memberikan 'keuntungan' intelektual bagi siapapun yang memilikinya, asalkan mereka tidak sampai terkena kondisi tersebut.
Sebelumnya tim peneliti dari Kings College London mengemukakan bahwa kemungkinan autisme sebagai kondisi turunan sangatlah tinggi. Sebab ketika mereka mengamati ratusan pasang anak kembar di Inggris, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada kembar identik ketimbang yang tidak identik.
Namun dengan makin banyaknya kasus autisme pada anak belakangan ini, peneliti khawatir kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti paparan polusi dan gaya hidup.
Baca juga: Saat Anak Tanya Kondisi Temannya yang 'Berbeda', Ini Sebaiknya Jawaban Ortu
(lil/vta)











































