Psikolog Vera Itabiliana mengatakan rasa minder atau rendah diri muncul karena adanya tekanan dari teman sebaya (peer pressure). Pada usia pra-remaja, tekanan ini bisa berupa apa saja, mulai dari barang atau gadget yang dimiliki teman hingga suasana lingkungan yang tidak mendukung.
Baca juga: Segudang Manfaat Senyum untuk Anak, Hindari Bullying Hingga Bikin Pede
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika menghadapi masalah, anak secara otomatis akan memberi tahu orang tua terlebih dahulu. Di sini, peran orang tua sangat krusial untuk menjaga anak tetap merasa nyaman dengan dirinya dan menyelesaikan masalah anak dengan serius.
Pada kasus pasiennya, Vera mengatakan respons yang diberikan orang tua tidak baik. Alih-alih menyemangati anak untuk tetap menjadi diri sendiri dan tak terpengaruh lingkungan sekitar, orang tua malah menjawab sekadarnya dan tak terkesan serius.
"Orang tuanya malah bilang 'ya kamu mencontek juga saja'. Anak tentunya kecewa karena tak mendapat respons yang positif atau dukungan. Akhirnya melukai diri sendiri sebagai bentuk penyelesaian masalahnya," papar Vera.
Apalagi pada usia pra-remaja, anak memiliki kebutuhan khusus untuk berteman. Jika tak memiliki rasa percaya diri yang cukup, anak akhirnya akan pasrah terhadap tekanan dari teman sebaya dan akhirnya kehilangan identitas.
Maka dari sangat penting bagi orang tua untuk menanamkan rasa percaya diri pada anak. Tak susah, orang tua hanya perlu memuji kelebihan apa yang dimiliki anak sehingga anak merasa dihargai.
"Cari apa kelebihan anak, nggak perlu selalu soal akademis. Misalnya anak juara basket, atau juara lomba menyanyi. Orang tua harus menyadari hal itu sehingga anak merasa dihargai dan akhirnya memiliki rasa percaya diri ketika bergaul dengan teman sebaya," pungkasnya.
Baca juga: Pernah Depresi, Bintang Serial TV Ini Kampanyekan Kesadaran Kesehatan Mental
(mrs/vit)











































