Menurut Dr dr Zakiudin Munasir, SpA(K), konsultan ahli alergi-imunologi dari RS Cipto Mangunkusumo, dengan rekomendasi dokter, berikan anak soya (susu kedelai) formula yang tersedia dalam bentuk bubuk.
"Pilih soya yang sudah diformulasi sehingga sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak danĀ aman bagi pertumbuhan anak. Jangan yang dijual di pinggir jalan itu, karena masih murni dan masih ada zat yang tidak cocok untuk anak," kata dr Zaki usai acara Nutritalk 'Allergy during Childhood: How to Overcome Long-term Health Consequence' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain soya formula, anak bisa diberikan susu yang sudah dihidrolisis dengan enzim atau pemanasan. Dengan hidrolisis, panjang rantai protein makin pendek sehingga makin rendah pula alerginitas proteinnya. Ketika dihidrolisis, protein susu sapi yang utuh dipecah menjadi Partially Hydrolyzed Formula (PHF), Extensive Hydrolyzed Formula (EHF), dan asam amino.
"Makin ke kanan rasa makin nggak enak, harganya makin mahal. Untuk itu, soya formula lebih dipilih karena harganya lebih terjangkau dan rasanya lebih disukai anak," kata Dr Zaki.
Dalam kesempatan yang sama, pakar gastroenterologi dan nutrisi anak dari Vrije Universiteit Brussel Belgia, Prof Yvan Vandenplas mengatakan penelitian yang ia lakukan bersama timnya di tahun 2014 menunjukkan bahwa susu dengan isolat pritein kedelai bisa menjadi salah satu alternatif aman bagi anak dengan alergi protein susu sapi.
"Pola pertumbuhan, kesehatan tulang, dan fungsi metabolisme serta reproduksi, endokrin, imunitas, dan sistem saraf anak yang mengonsumsi susu dengan isolat protein kedelai tidak berbeda signifikan dengan anak yang mengonsumsinya," tutur Prof Yvan.
Baca juga: Antara Susu Sapi dan Kedelai, Mana yang Lebih Tepat untuk Anak-anak?
(rdn/vit)











































