Sedikit-sedikit Dilarang Bicara, Anak Bisa Jadi Pendiam dan Pemalu

Anak Pendiam dan Pemalu

Sedikit-sedikit Dilarang Bicara, Anak Bisa Jadi Pendiam dan Pemalu

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 25 Sep 2015 09:39 WIB
Sedikit-sedikit Dilarang Bicara, Anak Bisa Jadi Pendiam dan Pemalu
Foto: Thinkstock
Jakarta - Ketika anak berisik dan cenderung banyak omong, lumrah ketika orang tua menyuruh anak diam. Memang, ada kalanya anak harus diam. Tapi, jika ia terus-terusan disuruh diam meski baru mengucap sedikit kata, bisa jadi si kecil akan tumbuh menjadi anak pendiam atau pemalu.

Pada dasarnya, setiap orang memerlukan perasaan diterima oleh lingkungan. Ketika ia merasa nyaman dan diterima oleh lingkungan di mana yang paling kecil dan intensif adalah keluarga, maka individu akan merasa aman untuk menampilkan perilakunya. Demikian disampaikan psikolog anak dan remaja Alzena MAsykouri, M.Psi yang juga  pengelola sekolah Bestariku, Bintaro.

"Bila ada larangan atau selalu dibuat tidak nyaman, tentu individu atau si anak ini ya, akan merasa terancam dan memilih untuk mengamankan dirinya, misalnya dengan diam," tutur wanita yang akrab disapa Zena ini saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (25/9/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Studi: Hadapi Masa Sulit, Anak Lebih Banyak Curhat ke Peliharaan

Nah, ketika orang tua sering melarang anak padahal ia baru bersuara sedikit saja, dikatakan Zena bisa membuat anak merasa terancam dan serba salah. Akibatnya bisa terjadi dua hal, anak akan selalu membangkang atau justru makin menarik diri dan tertutup. Sebab,ia khawatir akan reaksi orang lain bila dia mengemukakan pendapat atau perasaannya secara spontan atau lugas.

Senada dengan Zena, psikolog anak dan remaja Anna Surti Arianni, M.Psi atau yang akrab disapa Nina menegaskan bahwa kebiasaan melarang anak bicara hingga ia merasa minder, akan membuat anak tidak punya kebiasaan untuk mengungkapkan pikirannya. Akibatnya, anak akan malas berucap atau takut omongannya nanti akan disalahkan.

"Kalau ini terlalu sering dialami, biasanya anak bisa mengalami depresi, tapi nggak pasti ya. Karena anak nggak bisa mengekspresikan dirinya. Ditambah lagi kalau dia cuma bergaul sama orang tuanya saja," kata Nina.

Beda kondisinya ketika di rumah anak dikekang dan dilarang berbicara ini itu, tapi keluarga lain misalnya kakek dan nenek banyak omong. Begitupun teman dan guru di sekolah sering mengajak si anak ngobrol. Dalam kondisi seperti itu, anak tetap memiliki partner bicara meski di rumahia tidak memilikinya.

Baca juga: Kerap Ditiru, Hati-hati Curhat Hal Negatif di Sekitar Anak

(rdn/up)

Berita Terkait