Menurut psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani, MPsi, biasanya anak bisa diajari berbagi sejak usia 2 tahun. Karena untuk anak di bawah usia 2 tahun, konsep kepemilikan masih bisa membingungkan untuknya. Di usia 1-2 tahun, anak masih menggunakan konsep keakuan di mana semua yang dipegang mereka adalah miliknya.
"Tapi di usia 2 tahun dia sudah bisa berbagi. Seperti anak yang sudah punya makanan, makanan udah kena liurnya padahal, tapi dikasih ke mamanya," tutur wanita yang akrab disapa Nina ini dalam Media Gathering Mattel Senangnya Berbagi di Omah Sendok Resto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (3/6/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan pada anak yang memberi mainannya pada anak, orang tua memang bisa saja marah. Namun, dikatakan Nina respons itu justru membuat perilaku berbagi yang sudah muncul tadi berkurang dan anak merasa apa yang dia lakukan, yakni berbagi salah dan tidak tepat. Soal mainan, sebaiknya arahkan anak supaya meminjamkannya saja.
Baca juga: Saling Berbagi Juga Berdampak Positif bagi Psikis Anak Lho
"Kalau begitu, kita tangkap perilakunya meskipun kurang tepat. Katakan kamu hebat sudah membagi makanan kamu ke teman. Atau kalau mainan kan dia juga masih pakai, jadi dipinjamkan saja," ungkap ibu dua anak ini.
Sementara balita, mereka cenderung sudah lebih mengerti soal berbagi. Nah, orang tua dapat memperkuat perilaku tersebut dengan mengatakan si kecil adalah anak yang hebat karena bisa mengajak temannya main bersama dan berbagi mainan. Sehingga, anak merasa dihargai. Tapi, bagi balita mereka juga belum terlalu paham apa manfaat berbagi. Namun tetap penting bagi orang tua memperkuat perilaku itu.
Pada anak usia sekolah, pemahaman mereka akan perilaku berbagi lebih bagus. Untuk itu, perlu sekali orang tua menekankan bahwa berbagi tidak hanya bermanfaat bagi orang lain tapi juga bermanfaat untuk anak. Menurut Nina, anak bisa berpikir dengan berbagi si teman bisa senang dengannya.
"Itu konsep berbaginya anak-anak, teman dibagi sesuatu dia bakal disenangi. Jadi memang bukan konsep makna berbagi yang sebenarnya. Bisa orang tua memperkuat lagi maknanya dengan mengatakan 'tuh temanmu dapat mainan yang kamu bagi, lihat wajahnya senang kan? Berati kamu sudah bisa membuat orang lain senang dan bahagia'. Dengan begitu anak akan merasa bangga," pungkas Nina.
Baca juga: Hai Orang Tua, Begini Caranya Mengasah Empati pada Anak (rdn/vit)











































