Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan pada anak tunggal, ia bisa tidak terbiasa dengan adanya sibling rivalry. Lain halnya ketika di rumah trsebut juga tinggal saudara sepupu yang sebaya, anak masih bisa belajar dari sibling rivalry yang terjadi.
"Kemudian anak mungkin jadi nggak terbiasa berbagi karena memang orang tuanya cuma fokus ke dia aja kan," kata Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Cara Mencegah Anak Manja
Aturan yang tegas dari orang tua juga penting. Sebab, bagaimanapun aturan yang diterapkan dengan konsisten dan tegas bisa mengajari anak bagaimana bertanggung jawab. Ratih juga tidak menyarankan jika orang tua membesarkan si anak tunggal ini dengan prinsip 'kasihan'.
"Kalau anak dibesarkan dengan kasihan jadi apa-apa yang dimaui anak pasti dituruti, nanti besarnya si anak juga kasihan. Pribadinya jadi nggak bagus, anak juga nggak mandiri jadinya," kata pemilik akun twitter @ratihyepe ini.
Dikutip dari Psychology Today, Seth Meyers, Psy.D mengungkapkan umumnya anak-anak akan merasa bahwa mitra terkuat mereka adalah saudaranya. Meskipun kadang antar saudara kerap terjadi konflik, tapi adanya sibling rivalry membuat anak bisa belajar menyelesaikan konflik dan menjalin hubungan baik dengan sesamanya.
"Nah, pada anak tunggal, mereka bisa saja kehilangan kesempatan ini. Tapi, itu bisa mereka dapatkan jika anak bersosialisasi secara ekstensif dengan anak atau kerabat lain yang usianya sebaya," tutur Meyers.
Baca juga: Saat si Kecil Trauma Akibat Ditinggal Ibunya Berhari-hari (rdn/vit)











































