Plus Minus bagi si Kecil Saat Jadi Anak Tunggal

Plus Minus bagi si Kecil Saat Jadi Anak Tunggal

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 21 Jul 2016 08:03 WIB
Plus Minus bagi si Kecil Saat Jadi Anak Tunggal
Foto: thinkstock
Jakarta - Di beberapa keluarga, seorang anak ada yang dilahirkan sebagai anak tunggal. Ketika tidak memiliki saudara kandung sama sekali, apa plus minus yang bisa dialami oleh anak saat menjadi anak semata wayang?

Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan pada anak tunggal, ia bisa tidak terbiasa dengan adanya sibling rivalry. Lain halnya ketika di rumah trsebut juga tinggal saudara sepupu yang sebaya, anak masih bisa belajar dari sibling rivalry yang terjadi.

"Kemudian anak mungkin jadi nggak terbiasa berbagi karena memang orang tuanya cuma fokus ke dia aja kan," kata Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, Ratih menekankan bahwa sudah semestinya orang tua memberi segala sesuatu kepada anak sesuai dengan kebutuhan anak dan tidak semua yang diinginkan anak harus dituruti. Sebab, menjadi anak tunggal tak menutup kemungkinan anak bisa merasa akan selalu dimanja oleh orang tuanya.

Baca juga: Cara Mencegah Anak Manja

Aturan yang tegas dari orang tua juga penting. Sebab, bagaimanapun aturan yang diterapkan dengan konsisten dan tegas bisa mengajari anak bagaimana bertanggung jawab. Ratih juga tidak menyarankan jika orang tua membesarkan si anak tunggal ini dengan prinsip 'kasihan'.

"Kalau anak dibesarkan dengan kasihan jadi apa-apa yang dimaui anak pasti dituruti, nanti besarnya si anak juga kasihan. Pribadinya jadi nggak bagus, anak juga nggak mandiri jadinya," kata pemilik akun twitter @ratihyepe ini.

Dikutip dari Psychology Today, Seth Meyers, Psy.D mengungkapkan umumnya anak-anak akan merasa bahwa mitra terkuat mereka adalah saudaranya. Meskipun kadang antar saudara kerap terjadi konflik, tapi adanya sibling rivalry membuat anak bisa belajar menyelesaikan konflik dan menjalin hubungan baik dengan sesamanya.

"Nah, pada anak tunggal, mereka bisa saja kehilangan kesempatan ini. Tapi, itu bisa mereka dapatkan jika anak bersosialisasi secara ekstensif dengan anak atau kerabat lain yang usianya sebaya," tutur Meyers.

Baca juga: Saat si Kecil Trauma Akibat Ditinggal Ibunya Berhari-hari (rdn/vit)

Berita Terkait