Demikian dituliskan oleh para peneliti di American Academy of Pediatrics, seperti dikutip dari CNN pada Kamis (21/7/2016). Dikatakan bahwa adegan kekerasan yang ada di dalam video game, acara televisi, maupun film, memiliki kaitan erat dengan perilaku dan pikiran agresif, serta emosi pada anak-anak.
"Adegan kekerasan meskipun hanya buatan dan bukan sungguh-sungguh terjadi, sebenarnya cukup traumatis bagi anak-anak tanpa memandang usia. Tanpa disadari hal ini bisa berdampak langsung, misalnya pada peningkatan frekuensi mimpi buruk, gangguan tidur serta kecemasan pada anak," ujar Dr Dimitri Christakis, dari Seattle Children's Research Institute.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Idap Cemas Berlebihan Juga Pengaruhi Psikis Anak
Bahkan tak jarang setelah menyaksikan beberapa adegan kekerasan di berbagai media, anak menjadi sulit melupakan hal tersebut dan terus mengganggunya. Bagi anak yang mulai sekolah, kebiasaan menonton adegan kekerasan juga bisa mengganggu proses belajar.
Dalam penelitiannya yang telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, Christakis dan rekan-rekannya meninjau puluhan penelitian lampau dan menganalisis dampak kekerasan virtual pada sikap serta perilaku anak-anak.
Setelah peninjauan, mereka merekomendasikan pada orang tua dan pembuat kebijakan untuk lebih cermat membatasi akses anak untuk menyaksikan adegan kekerasan.
"Orang tua harus memperhatikan anak-anak mereka, terutama peluang anak untuk menonton televisi atau bermain game dengan adegan kekerasan. Ini penting, terutama jika anak sudah menunjukkan kecenderungan bersikap agresif," ujar Christakis.
Baca juga: Anak Mulai Susah Makan? Ini Trik Agar Kebutuhan Nutrisinya Tetap Terjaga
(ajg/vit)