Normalnya, proses pembakaran energi dari kalori dalam tubuh manusia ini terjadi saat beristirahat atau tidur. Akan tetapi pada remaja, hal ini rupanya tidak terjadi. Itulah sebabnya banyak remaja yang rentan mengalami obesitas.
Tim peneliti dari University of Exeter Medical School, Inggris menemukan fakta ini setelah melakukan pengamatan terhadap 279 anak di Inggris selama 10 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, ketika remaja proses pembakaran kalori ini mungkin menurun atau bahkan berhenti sama sekali. Menurut peneliti, jawabannya ada pada pubertas remaja. Meski masa puber dianggap sebagai periode pertumbuhan dan seharusnya di masa itu menghabiskan banyak kalori, tetapi nyatanya hal ini tidak terjadi.
Di saat yang bersamaan, terjadi penurunan jumlah aktivitas fisik ketika seorang remaja memasuki masa krusial ini, terutama pada remaja perempuan. Wajar bila kemudian semakin memperburuk kondisi mereka dan menambah berat badan.
Namun peneliti memastikan, ini hanya akan terjadi di usia remaja. Setelahnya, yaitu di usia 16 tahun, proses pembakaran kalori saat istirahat ini akan berlangsung kembali.
Baca juga: Fenomena Mager Tingkatkan Risiko Obesitas pada Remaja
"Obesitas pada anak dan kondisi yang menyertainya seperti diabetes adalah tantangan terbesar yang kita hadapi dewasa ini. Harapannya, dengan temuan ini kita bisa menentukan strategi yang tepat untuk mengatasinya," kata Prof Terry Wilkin seperti dilaporkan BBC.
Semisal memperbaiki pola makan anak dan melindungi mereka dari paparan iklan makanan cepat saji dan minuman berpemanis buatan yang masif.
Baca juga: Tidur Lebih Awal Sejak Dini, Risiko Obesitas Saat Remaja Bisa Turun (lll/vit)











































