Begini Caranya Agar Anak Tidak Malas Belajar Matematika

Begini Caranya Agar Anak Tidak Malas Belajar Matematika

Firdaus Anwar - detikHealth
Selasa, 04 Okt 2016 17:36 WIB
Begini Caranya Agar Anak Tidak Malas Belajar Matematika
Foto: Thikstock
Jakarta - Matematika oleh sebagian anak Indonesia dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Oleh karena itu orang tua mungkin bisa dibuat pusing ketika harus menghadapi anak yang sudah malas mempelajarinya.

Bagaimana cara menumbuhkan kecintaan matematika pada anak? Guru Besar Matematika Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr. rer.nat. Widodo, M.S., mengatakan orang tua bisa mulai dengan menciptakan suasana lingkungan belajar yang sesuai sejak anak kecil.

"Misalnya gini anak kok katakanlah sangat membenci matematika, maka matematik itu harus diajarkan dalam bentuk permainan. Bisa memakai dakon berlubang yang sebenarnya itu konsep pembagian. Saya punya kelereng 10 sementara dakon itu punya lima lubang, kalau dibagi rata ketemunya kan dua. Nah ini lho yang dibilang ke anak 10 bagi lima itu dan kalau belajarnya seperti ini anak lama-lama akan tertarik," papar Prof Widodo ketika ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Buatlah suasana yang menarik dengan permainan positif. Bagusnya permainan tradisional karena kalau permainan modern sekali seperti game kayaknya kurang merakyat dan tidak bisa dilakukan semua orang," lanjut Prof Widodo.

Baca juga: Tiga Alasan Kenapa Matematika Bisa Jadi Pelajaran Menakutkan untuk Anak

Begini Caranya Agar Anak Tidak Malas Belajar Matematika
Selain mengenalkan matematika lewat permainan, orang tua serta guru perlu tahu bahwa kadang memang anak bisa kurang memiliki keterampilan di bidang hitung-menghitung. Namun bukan berarti lantas mengecap anak dengan label 'bodoh' karena hal tersebut hanya akan memunculkan kebencian dan rasa putus asa terhadap matematika.

Berikan dukungan sambil tetap memperhatikan agar jangan terlalu memaksa anak untuk latihan mengerjakan soal-soal.

"Kecerdasan itu ada matematika, logic, ritmik, dan lain sebagainya. Silakan itu dieksplor. Yang bisa punya semua kecerdasan kan jarang, nah guru meski pada anak kecil perlu memahami multiple intelligence sehingga murid tidak dikatakan bodoh ketika bidang tertentu lemah," lanjut Prof Widodo.

"Jangan dipaksa, karena memang kemampuan otak mengerjakan matematika itu paling satu jam. Lebih dari itu sudah, nggak sampai lagi harus berhenti," terangnya.

Baca juga: Matematika Bisa Jadi Fobia, Ini Penjelasannya (fds/vit)

Berita Terkait