dr Lestaria Arianti, SpKFR(K), mengatakan otak merupakan daerah yang paling terdampak ketika anak mengalami kecanduan gadget. Sebabnya, otak merupakan pusat aktivitas sensorik, motorik, kognitif, bahasa, bicara hingga sosial dan emosi seseorang.
"Yang paling terlihat adalah gangguan yang dialami otak bagian depan (frontal lobe). Gangguan pada otak bagian depan membuat IQ verbal anak rendah dan emosi tidak stabil," tutur dr Ari, begitu ia biasa disapa, dalam seminar parenting class di RSU Bunda Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dr Ari, setiap jam yang dihabiskan anak untuk menggunakan gadget, baik itu smartphone, komputer ataupun televisi, dapat menghilangkan 500 hingga 1.000 kosakata baru yang dapat dipelajari. Hal ini karena anak hanya menyimpan kata tanpa mengerti maksudnya.
Berbeda ketika anak diajak bicara oleh orang tua. Anak yang sering diajak bicara oleh orang tua diketahui memiliki kemampuan mengolah kata yang lebih baik dan skill verbal yang juga tinggi.
"Makanya mendiamkan anak dengan menggunakan gadget saat di restoran atau ketika di rumah pun tidak dianjurkan. Sampai usia 5 tahun itu anak sebenarnya belum membutuhkan gadget dan orang tua yang berperan sebagai pusat informasi," ungkapnya lagi.
Hal senada juga dikatakan oleh dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA(K), MARS. Menurut dr Tiwi, gangguan otak yang dialami oleh anak yang kecanduan gadget bukan hanya menyebabkan proses bicara terhambat, namun juga membuat anak tidak memiliki kemampuan non-akademis.
"Seperti pengendalian diri, empati, kemampuan interaksi sosial dan pemecahan masalah itu tidak dapat dipelajari melalui gadget dan hanya bisa didapatkan dengan mengeksplorasi lingkungan," urainya.
Baca juga: Beda Kecanduan Gadget Pada Anak Laki-laki dan Perempuan (mrs/vit)











































