Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan sejumlah kampus di Edinburgh dan Glasgow. Peneliti mendapatkan fakta ini setelah menganalisis data dari National Child Development Study yang melibatkan hampir 10.000 orang dari penjuru Inggris.
Rata-rata dari mereka merupakan generasi yang lahir di tahun 1958. Seperempat partisipan juga pernah ambil bagian dalam gerakan kepanduan atau pramuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pramuka Tak Sekadar Tepuk Tangan, Tapi Bisa Cegah HIV/AIDS
Peneliti meyakini jika gerakan positif seperti pramuka berperan besar dalam membantu agar anak memiliki skill seperti kemandirian dan kemampuan untuk menyelesaikan beragam persoalan, termasuk kerja tim (teamwork).
"Mereka selalu dihadapkan pada tantangan-tantangan baru, belajar mengatasinya, dengan bantuan rekan setim, dan belajar skill baru, sehingga ketika mereka dihadapkan pada situasi yang tak terduga, mereka sudah siap," terang peneliti Prof Chris Dibben dari School of Geosciences, University of Edinburgh.
Yang paling penting, ikut serta dalam kepramukaan membantu meningkatkan ketahanan seseorang terhadap tekanan yang dihadapi dalam hidup. Di sisi lain, apa yang diajarkan dalam kepramukaan juga dapat menambah peluang seseorang untuk bisa sukses di kemudian hari, sehingga mereka terhindar dari risiko stres.
Seperti dilaporkan BBC, peneliti mengira manfaat positif dari kepramukaan hanya akan dirasakan di saat yang bersangkutan mengikutinya, atau di usia muda.
"Nyatanya manfaat ini tampak pada partisipan meski sudah puluhan tahun," imbuh Dibben.
Bahkan ketika dibandingkan dengan hasil pengamatan pada mereka yang sering menjadi sukarelawan biasa atau aktif di gerakan keagamaan, manfaatnya tidak sebesar yang dirasakan pramuka ataupun mereka yang sewaktu kecil pernah menjadi anggota.
Baca juga: Di Amerika, Anggota Pramuka yang Obesitas Dilarang Ikut Jambore Tahunan (lll/vit)











































