Waktu Penting bagi Anak yang 'Dikorbankan' karena Kecanduan Gadget

Waktu Penting bagi Anak yang 'Dikorbankan' karena Kecanduan Gadget

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 25 Nov 2016 13:05 WIB
Waktu Penting bagi Anak yang Dikorbankan karena Kecanduan Gadget
Foto: thinkstock
Jakarta - Di era digital seperti saat ini, anak-anak sudah banyak yang menggunakan gadget. Masalahnya, ketika mereka sudah terlalu asyik dengan gawainya dan bahkan kecanduan, banyak waktu penting bagi mereka yang terlewatkan.

Diungkapkan psikolog anak dan keluarga dari Pion Clinician, Astrid W.E.N, MPsi, Psikolog, saat anak sudah kecanduan gadget, anak tidak memiliki waktu eksplorasi. Meski memang, hal ini tidak terjadi pada semua anak.

"Waktu sekolah anak kan sekarang panjang ya. Pulang sudah siang, terus anak belajar, ditambah lagi main gadget lama, saat itulah waktu dia mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk lari-larian, bergerak, itu berkurang," kata Astrid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu ia ungkapkan di sela-sela Talkshow 'Anak Kecanduan Gadget, Sudahkah Orang Tua Berkaca?' bersama Jagadiri di Midtown, SCBD, Jakarta, Kamis (24/11/2016). Selain waktu eksplorasi anak berkurang, mereka juga bisa tidak mendapatkan waktu berinteraksi.

Dalam hal ini, anak tidak lagi punya waktu untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Sebab, Astrid mengatakan saat anak fokus dengan gadgetnya, dia tidak akan memperhatikan orang di sekitarnya. Padahal, interaksi dengan orang lain penting bagi anak untuk membina hubungan dengan orang di sekitarnya.

Baca juga: Catat, Ini Tanda-tanda Anak Sudah Kecanduan Gadget

Lalu, waktu observasi anak untuk mengamati dunia di sekelilingnya juga makin sedikit, bahkan tak ada sama sekali. Belum lagi di malam hari, penggunaan gadget berlebih membuat anak tidak mendapat waktu istirahat yang cukup. Astrid mencontohkan, anak bisa tidur larut malam karena keasyikan main gadget. Padahal, waktu tidur anak berkaitan dengan kemampuannya meregulasi diri.

"Akibatnya regulasi diri anak nggak optimal. Padahal, saat dewasa nanti dia butuh mengontrol diri, kapan dia harus melakukan sesuatu, berhenti melakukan sesuatu, atau merencanakan sesuatu," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.

Penggunaan gadget berlebih juga membuat anak mendapat banyak muatan informasi. Sehingga, anak tak lagi perlu banyak waktu untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Selain itu, asyik dengan gadget juga bisa membuat anak hanya memiliki sedikit waktu mengekspresikan diri.

"Risiko apa aja yang bisa terjadi saat anak kecanduan gadget? Regulasi dirinya kurang baik, empatinya berkurang, ada masalah fisik seperti mata lelah, punggung dan leher sakit," kata Astrid.

Di masa depan, dampak yang bisa terjadi di antaranya muncul narsistik karena anak biasa menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian dan hanya melihat dunia melalui dunia maya saja. Lalu, kemampuan anak bersoialisasi kurang, dia merasa kesepian, dan bisa juga anak merasa depresi serta cemas.

Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), tidak ada waktu memakai gadget bagi anak usia 0-2. Tapi jika ingin memberi media interaktif untuk anak melalui gadget termasuk layar elektronik, cukup 30-60 menit per hari.

"Media interaktif itu termasuk tontonan misalkan ada kartun ajak anak main jadi ada interaksinya. Sementara, penggunaan gadget untuk anak di atas usia 2 tahun durasinya 1 sampai 2 jam sehari," pungkas Astrid.

Baca juga: Ini Sebabnya Anak yang Kecanduan Gadget Berisiko Sulit Bicara

(rdn/vit)

Berita Terkait