"Jadi sebetulnya kenalkan uang yang dibelanjakan pada anak setelah mereka bisa berhitung dengan benar," tutur psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani SPsi Msi dalam acara Diskusi Media 'Satu Tahun Implementasi Program Anak Cerdas PJI & HSBC' di SDN 12 Bendungan Hilir, Jl Taman Bendungan Jatihilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).
"Untuk anak balita sebaiknya kenalkan uang lebih ke fungsinya, 'ini lho belanja pakai uang'. Nah kalau anak sudah lebih besar dan lebih lancar berhitungnya, biasanya ketika SD kita kenalkan uang dengan memberikan uang jajan atau mengajak anak berbelanja di pasar swalayan dan diajak berhitung setiap anak ingin membeli barang yang ia butuhkan," sambung wanita yang akrab disapa Nina ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Nina memberi contoh ketika anak diajak berbelanja dan ingin membeli air mineral dengan harga 2 ribu. Maka anak diajak berhitung dengan memperlihatkan beberapa satuan uang untuk ia pilih dan bayarkan.
"Ketika anak memilih uang 2 ribu artinya pas dan nggak ada kembalian. Dan ketika anak sudah beberapa kali berbelanja baru dikasi tau mengenai uang kembalian biar anak nggak bingung," ucap Nina yang juga psikolog di Tiga Generasi.
Sementara untuk mengajari anak berdagang, Nina melanjutkan sebaiknya dilakukan pada anak sekolah dasar (SD) kelas 4, 5 dan 6. Karena menurutnya, aktivitas berdagang mengharuskan seseorang untuk menghitung modal dan keuntungan sehingga anak harus paham penjumlahan dan pengurangan.
Baca juga: Anak Sulit Pilih Jajanan Sehat, Orang Tua Sebaiknya Tak Beri Uang Jajan (vit/vit)











































