Jika ADHD tidak diberikan terapi dan cenderung malah diabaikan, dr Dharmawan A. Purnama, SpKJ menuturkan bahwa hal ini bisa saja terjadi dan berlanjut menjadi sifat psikopatik.
"Jadi dia punya ide apa lalu dipaksakan, dia melakukan tanpa pikir panjang. Semua seenaknya dia saja, aturan pun dia terabas. Kriteria psikopat itu kan orangnya tidak punya empati, suka melanggar aturan, seenaknya sendiri juga. Nah, ini nanti jadi kebiasaan kan," tutur dr Dharmawan kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anak Hiperaktif Belum Tentu ADHD, Begini Cara Mendiagnosisnya
"Psikopatik itu tak melulu tentang kekerasan atau pembunuhan seperti yang banyak dibicarakan orang-orang lho, psikopatik termasuk juga perilaku-perilaku yang tidak punya empati, tidak peduli aturan," imbuh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jakarta Utara tersebut.
Ia pun melanjutkan, ada sebuah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa sekitar 50-60 persen ADHD saat anak bisa berlanjut sampai dewasa. Nah, ADHD saat dewasa ini yang dikatakan oleh dr Dharmawan akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang didiamkan dan dianggap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian.
"Ya ini akibat dari ADHD yang diabaikan, yang efeknya dirasakan oleh orang lain ya. Dalam hal ini lingkungan sekitar si anak. Kalau efeknya bagi diri sendiri bisa terjadi kecelakaan berulang, bisa bermasalah dengan drug abuse, penggunaan narkoba, adiksi seksual, pengangguran juga," terang dr Dharmawan.
Baca juga: Kenali, Tanda-tanda Anak dengan ADHD yang Perlu Diketahui Orang Tua (ajg/vit)











































