Menurut dokter, teori ilmu gizi ini sudah 'out of date', di mana orang tua didorong hanya untuk memberi asupan sebanyak-banyaknya kepada anak tanpa memperhatikan kecukupan gizinya.
"Itu teori zaman dulu, di mana susunya jadi nomer 5, hanya pelengkap. Padahal kalau dikasih susu, itu udah lengkap (kandungan gizinya, red)," tandas Dr dr Roedi Irawan, MKes, SpA(K) dari RSUD Dr Soetomo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya berat badan anak naik tapi tidak sebagus pada saat usia 0-6 bulan pertama. Itu bisa dilihat dari KMS-nya. Di usia 0-6 bulan, naiknya bisa 0,5 kg atau lebih tapi setelah makan naiknya paling cuma 1-2 ons, sehingga pertumbuhannya tertinggal," terangnya di sela-sela konferensi pers Nestle Dancow Explore Your World di Royal Plaza Surabaya baru-baru ini.
Jika mengasup lebih banyak karbohidrat, maka anak-anak akan cepat kenyang. Akan tetapi ini membuat mereka cenderung berperawakan pendek dan otaknya kurang berkembang secara maksimal.
Baca juga: Kalau Nutrisinya Bagus, Anak Akan Lebih Leluasa Eksplorasi
dr Roedi menambahkan, urusan tinggi badan kini juga tak melulu relevan dengan kondisi genetik orang tuanya. Apalagi penelitian terbaru juga membuktikan bahwa faktor nutrisi lebih berperan dalam pertumbuhan anak.
Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak dari RSUD Dr Soetomo itu menambahkan, ini terlihat pada orang Korea dan Jepang dewasa ini. Kedua bangsa ini dulunya dikenal memiliki tubuh pendek, namun saat ini tinggi mereka sudah jauh di atas rata-rata orang Asia.
"Mereka ndak ngitung tingginya berapa. Pokoknya dikasih susu yang bagus dan banyak. Di sisi lain, orang kita pendek-pnedek karena minum susunya kurang, malah makin tua konsumsi susunya makin berkurang," lanjutnya.
Untuk menentukan susu yang terbaik bagi anak, pastikan saja ketika anak mengonsumsi cairan tersebut ia tidak sakit-sakitan dan berat badannya naik.
"Tidak harus yang mahal asal jangan terpengaruh temen ibu. Ya boleh-boleh saja dicoba tapi kan kebutuhan anak ibu A dan B itu kan beda," urainya.
Bila menemui ketidakcocokan, temui dokter anak dan konsultasikan susu yang tepat untuk anak. Tetapi bila sudah ketemu yang cocok, dr Roedi sangat tidak menganjurkan untuk bergonta-ganti susu, sebab dikhawatirkan akan memicu gangguan cerna seperti diare atau masalah lain.
Baca juga: Pesan Psikolog Agar Anak Tetap Aman Saat Eksplorasi Lingkungannya (lll/vit)











































