Seperti misalnya saja pada kasus gegar otak ringan bisa dialami oleh para atlet ketika kepala terbentur sesuatu. Bisa saat menyundul bola, bertabrakan dengan lawan, atau hal lainnya.
Baca juga: Pusing dan Mual Akibat Benturan di Kepala, Gejala Gegar Otak?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin studi Jessica Wallace dari Youngstown State University mengatakan bahwa para atlet menganggap gejala gegar otak seperti pusing, sakit kepala, dan kesulitan tidur adalah hal yang biasa saja.
"Hal ini terutama berlaku pada olahraga yang didominasi pria. Kami melihat banyak atlet pria tidak melapor karena sensitif terhadap pandangan teman-teman dan pelatihnya," ungkap Jessica seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (3/6/2017).
Selain takut dicap lemah, alasan lainnya kenapa para atlet remaja tidak melaporkan cedera karena tak ingin harus istirahat atau tak ingin mengecewakan tim. Menurut studi atlet remaja pria 11 persen lebih mungkin untuk tidak melapor dibanding atlet putri.
Padahal Jessica mengatakan semakin gejala didiamkan ada kemungkinan untuk semakin parah. Waktu untuk pulih pun bisa semakin lama, semakin harus istirahat panjang.
Solusinya menurut peneliti kemungkinan tim bisa saling mengawasi satu sama lain. Bila ada teman yang terlihat kurang sehat atau dirasa kurang sehat maka bantu dirinya dengan melapor ke pelatih.
Baca juga: Hati-hati, Gegar Otak Berulang Bisa Pengaruhi Fungsi Mata (fds/up)











































