"Sebagai orang tua, kita harus bisa menyemangati anak. Bisa dengan menawarkan camilan favoritnya untuk menemani belajar dan membantu anak belajar menjawab soal yang sulit," ujar psikolog Anna Surti Ariani saat ditemui detikHealth dan ditulis pada Selasa (6/6/2017).
Baca Juga: Si Kecil Ikut Belanja Sambil Belajar? Bisa Banget, Begini Caranya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nina menyayangkan adanya orang tua yang cukup ekstrem merespons nilai yang diterima anak ketika ujian. Bagaimanapun, anak sudah berusaha sebaik mungkin sehingga harus mendapatkan apresiasi. "Jangan beranggapan jika nilainya jelek selalu karena anak tidak mengerti pelajarannya, mungkin karena anak terlalu capek belajar," terangnya.
Lagipula menurut psikolog anak dan keluarga ini, keliru jika menyalahkan anak di fase ini. Seharusnya, sebelum masuk masa ujian orang tua sudah bisa memulai percakapan-percakapan tentang harapan sang orang tua. "Misalnya, Anda mengatakan pada anak tentang harapan Anda agar anak bisa mendapatkan nilai bagus saat ambil rapor."
Ketika masuk fase ujian ingatlah untuk memberikan dukungan dalam artian positif. "Jangan terlalu ditekan, contohnya anak dilarang tidur jika belum selesai belajar, hal ini hanya akan membuat anak terlalu tegang dan malah akan kesulitan ketika dihadapkan soal," imbuh wanita yang akrab disapa Nina tersebut.
Apabila anak berhasil memberikan nilai memuaskan dalan ulangan, tak ada salahnya memberikannya hadiah sebagai wujud apresiasi usaha yang telah dikerahkannya selama masa ujian. (ajg/up)











































