Membedakan Rewel Biasa Pada Anak dan Rewel Tidak Normal

Membedakan Rewel Biasa Pada Anak dan Rewel Tidak Normal

- detikHealth
Kamis, 30 Agu 2012 11:10 WIB
Membedakan Rewel Biasa Pada Anak dan Rewel Tidak Normal
ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta - Anak sering rewel itu biasa karena anak belum dapat mengkomunikasikan pikirannya dengan baik. Maka rewel merupakan cara untuk mengatakan isi hatinya kepada orangtua. Bagaimana membedakan rewel biasa pada anak dan rewel karena penyakit?

Penelitian yang dilakukan Lauren Wakschlag dari Northwestern University Feinberg School of Medicine menemukan tiga hal yang membedakan rewel biasa pada anak dan rewel karena penyakit.

Rewel yang tidak biasa dan mengarah ke gangguan mental itu adalah:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Tantrum (ngamuk) setiap hari
Anak yang normal memang suka mengamuk tapi tidak harus tiap hari. Biasanya anak-anak mengamuk seminggu sekali.

"Namun jika tantrum setiap hari bisa jadi menandakan adanya masalah yang lebih gawat," kata peneliti, Lauren Wakschlag dari Northwestern University Feinberg School of Medicine seperti dilansir Live Science, Kamis (30/8/2012).

2. Tantrum dalam waktu yang lama
Rewel yang tak normal adalah tantrum yang berlangsung lama. Jika anak mengalami tantrum dalam frekuensi yang lama atau lebih dari 5 menit orangtua sebaiknya mulai mewaspadainya.

Normalnya hanya sekitar 14 persen anak-anak yang mengalami tantrum selama lebih dari 5 menit setidaknya sekali seminggu. Jika melebihi waktu itu patut dicurigai sebagai tantrum yang tidak normal.

3. Tantrum dengan perilaku agresif

Anak-anak yang mengamuk misalnya dengan menggigit atau menendang orang yang lebih dewasa patut diwaspadai sebagai perilaku agresif yang tak biasa. Anak yang mengamuk dengan agresif adalah tantrum yang tidak normal.

Dengan adanya temuan ini, peneliti berharap dapat membedakan manakah tantrum yang berisiko gangguan mental dan tantrum yang normal. Pasalnya selama ini banyak ditemukan anak-anak normal yang mengalami tantrum dicap buruk hanya karena orangtuanya merasa teganggu.

"Ada bahaya nyata di mana anak-anak prasekolah dengan perilaku yang normal kemudian dilabeli secara salah dan ditangani secara berlebihan dengan obat. Inilah pentingnya memiliki alat yang tepat untuk mengidentifikasi kapankah saatnya kita perlu mengkhawatirkan kondisi anak," kata Wakschlag.

Temuan ini merupakan bagian dari sebuah penelitian yang lebih besar untuk membedakan tantrum biasa dengan gangguan perilaku yang bisa jadi merupakan pertanda gangguan mental.

Temuan ini telah dilaporkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry.


(pah/ir)

Berita Terkait