"Waktu ke RSCM, memang sudah terlambat itu posisinya. Nih, sebesar ini nih perutnya," kata Tri Setyo Cahyono sembari menunjukkan kondisi perut putri bungsunya di layar ponsel, saat ditemui detikHealth di kontrakannya, tak jauh dari RS Cipto Mangunkusumo, Kamis sore (28/11/2013).
Bayi Akilah mengalami pembengkakan perut akibat sirosis atau pengerasan hati. Hasil pemeriksaan terbaru menunjukkan, pengerasan tersebut dipicu oleh atresia bilier yang diidapnya. Penyakit langka ini mulai banyak dikenal sejak ada gerakan koin Cinta untuk Bilqis sekitar tahun 2010.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan oleh dr Hanifah, beberapa gejala yang mengarah pada atresia bilier bisa diamati sejak usia sangat dini yakni sekitar 2 minggu. Salah satunya adalah BAB (Buang Air Besar) yang berwarna putih atau pucat, tidak kuning atau coklat seperti pada umumnya.
"Perlu curiga kalau BAB-nya warna dempul," jelas dr Hanifah menggambarkan warna pucat pada tinja.
Bilirubin, zat warna yang antara lain berfungsi untuk memberi warna kuning pada kotoran manusia diproduksi oleh empedu. Pada atresia bilier, zat warna ini tidak masuk ke usus karena salurannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga kotorannya berwarna pucat.
Tanda lain yang bisa diamati sejak dini adalah warna kuning pada tubuh bayi yang tidak hilang-hilang. Biasanya, bayi kuning akan kembali normal dalam beberapa hari hanya dengan dijemur di bawah hangatnya sinar matahari. Namun pada atresia bilier, warna kuning tidak hilang hingga 2 minggu.
"Sebaiknya langsung periksa. Bayi kuning, belum tentu disebabkan oleh atresia bilier tetapi perlu waspada kalau tidak hilang-hilang," pesan dr Hanifah.
(up/vit)











































