"Kembar dianggap komplikasi, namun disenangi pasien yang menjalani prosedur bayi tabung," ujar dr Indra NC Anwar, MC, SpOG, dari Klinik Fertilitas Teratai RS Gading Pluit, Jakarta, seperti ditulis pada Selasa (29/4/2014).
"Habisnya bayar satu bisa dapat dua, ha ha," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data yang diperoleh dr Indra, kemungkinan kelahiran prematur pada bayi kembar adalah empat kali lipat, sedangkan pada bayi kembar tiga adalah delapan kali lipat. Kemungkinan terkena cerebral palsy pada bayi kembar adalah empat kali lipat, sedangkan pada bayi kembar tiga 16 kali lipat. Sedangkan kematian bayi kembar adalah enam kali lipat, dan pada kembar tiga adalah 16 kali lipat.
Kehamilan ganda pada orang yang menjalani bayi tabung memang ada lantaran jumlah embrio yang ditransfer ke rahim ibu jumlahnya 2 hingga 3. "Kelak cukup 1 saja, namun peluang terjadinya kehamilan dan kelahiran setinggi pentransferan 3 embrio," sambung dr Indra.
Secara umum, embrio ditanam pada hari kedua hingga hari kelima. Jumlah embrio yang ditanam ke rahim perempuan berusia kurang dari 35 tahun adalah 2 embrio. Sedangkan yang berusia di atas 35 tahun akan ditanam 3 embrio.
"Usai ditanam embrio, tidak perlu dirawat di RS. Istrirahat saja 30 menit, setelah itu bisa beraktivitas biasa. Jangan khawatir embrionya akan jatuh," tutur dr Indra.
Dia lantas menuturkan tingkah lucu orang-orang yang menjalani prosedur bayi tabung. Ada yang meminta dirawat inap, ada yang takut berjalan sehingga melangkah dengan hati-hati. Padahal menurut dr Indra, setelah embrio ditanam, meskipun yang bersangkutan berjalan dengan cepat atau melompat tidak akan mengakibatkan embrio jatuh.
(vta/up)











































