Wow! Ini Hal-hal Menakjubkan yang Bisa Dilakukan Bayi di dalam Kandungan

Wow! Ini Hal-hal Menakjubkan yang Bisa Dilakukan Bayi di dalam Kandungan

- detikHealth
Selasa, 13 Mei 2014 13:20 WIB
Wow! Ini Hal-hal Menakjubkan yang Bisa Dilakukan Bayi di dalam Kandungan
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Kebanyakan janin di rahim ibu digambarkan sedang diam dan anteng-anteng saja. Meskipun pada kenyataannya janin tak hanya diam saja sambil menunggu waktu mereka lahir. Banyak hal mekajubkan yang bisa dilakukannya meskipun masih di kandungan.

Mendengar, merupakan salah satu kegiatan luar biasa yang bisa dilakukan si kecil saat dalam kandungan. Hanya itu saja? pastinya tidak karena masih banyak hal-hal meakjubkan yang bisa dilakukan bayi saat di kandungan seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Selasa (13/5/2014) berikut ini:


Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

1. Kaget

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Doetomo Surabaya mengatakan janin dalam rahim dapat melakukan banyak hal tergantung usianya di kandungan. Sekitar usia sembilan minggu, janin sudah bisa bereaksi terhadap suara keras di sekitarnya, termasuk saat mendengar suara keras atau saat si ibu bersin.

"Kalau ibunya bersin dengan suara keras atau ada suara keras di lingkungan sekitarnya dapat membuat janinnya kaget selama usia janin sudah di atas sembilan minggu ya," terang dr Hari.

Bentuk keterkejutan janin bisa berupa gerakan langsung yakni seketika ia akan menendang-nendang perut ibunya.

1. Kaget

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Doetomo Surabaya mengatakan janin dalam rahim dapat melakukan banyak hal tergantung usianya di kandungan. Sekitar usia sembilan minggu, janin sudah bisa bereaksi terhadap suara keras di sekitarnya, termasuk saat mendengar suara keras atau saat si ibu bersin.

"Kalau ibunya bersin dengan suara keras atau ada suara keras di lingkungan sekitarnya dapat membuat janinnya kaget selama usia janin sudah di atas sembilan minggu ya," terang dr Hari.

Bentuk keterkejutan janin bisa berupa gerakan langsung yakni seketika ia akan menendang-nendang perut ibunya.

2. Cegukan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Cegukan bisa muncul saat usia janin memasuki trimester kedua atau ketiga. Saat bayi cegukan, ibu akan merasakan perutnya seperti kejang. Cegukan pada janin bisa dipicu kontraksi diafragma. Agar janin bisa cegukan maka ia harus mempunyai sistem saraf pusat yang lengkap.


"Sistem saraf pusat janin membuatnya mampu bernapas dalam cairan ketuban. Sehingga, ketika cairan ketuban masuk dan keluar paru-paru, diafragma janin bisa berkontraksi dengan cepat dan menimbulkan cegukan," tutur R.Y. Langham, psikolog keluarga dari Capella University.

Langham menambahkan, hampir semua wanita akan merasakan janinnya cegukan minimal sekali selama kehamilan atau bahkan lebih. Beberapa janin juga ada yang mengalami cegukan setiap hari atau dalam intensitas waktu tertentu.

2. Cegukan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Cegukan bisa muncul saat usia janin memasuki trimester kedua atau ketiga. Saat bayi cegukan, ibu akan merasakan perutnya seperti kejang. Cegukan pada janin bisa dipicu kontraksi diafragma. Agar janin bisa cegukan maka ia harus mempunyai sistem saraf pusat yang lengkap.


"Sistem saraf pusat janin membuatnya mampu bernapas dalam cairan ketuban. Sehingga, ketika cairan ketuban masuk dan keluar paru-paru, diafragma janin bisa berkontraksi dengan cepat dan menimbulkan cegukan," tutur R.Y. Langham, psikolog keluarga dari Capella University.

Langham menambahkan, hampir semua wanita akan merasakan janinnya cegukan minimal sekali selama kehamilan atau bahkan lebih. Beberapa janin juga ada yang mengalami cegukan setiap hari atau dalam intensitas waktu tertentu.

3. Merasakan kehadirannya 'ditolak'

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ada beberapa ibu yang menolak kehadiran bayinya akibat beberapa sebab. Nah, kondisi penolakan ibu ini pun bisa dirasakan janin dan mempengaruhi pertumbuhannya. Psikolog klinis Veronica Adesla mengutarakan perasaan tidak nyaman akibat penolakan ibu nantinya akan tersambung ke otak bayi.

"Sehingga bayi di kandungan tahu bahwa kehadirannya ditolak. Saat lahir, bayi akan menjadi individu yang inferior, tidak percaya diri, merasa rendah diri dan tak diharapkan, serta memiliki kendala emosi," kata Veronica.

3. Merasakan kehadirannya 'ditolak'

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ada beberapa ibu yang menolak kehadiran bayinya akibat beberapa sebab. Nah, kondisi penolakan ibu ini pun bisa dirasakan janin dan mempengaruhi pertumbuhannya. Psikolog klinis Veronica Adesla mengutarakan perasaan tidak nyaman akibat penolakan ibu nantinya akan tersambung ke otak bayi.

"Sehingga bayi di kandungan tahu bahwa kehadirannya ditolak. Saat lahir, bayi akan menjadi individu yang inferior, tidak percaya diri, merasa rendah diri dan tak diharapkan, serta memiliki kendala emosi," kata Veronica.

4. Stres

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
"Stres merupakan hasil dari stimulus yang sangat besar. Tidak hanya orang dewasa, bayi pun juga bisa stres, bahkan sejak di dalam kandungan. Stres saat masih berada dalam kandungan tak terlepas dari stres yang dialami ibu," ujar Rini Hildayani, MSi, psikolog anak dan dosen di Fakultas Psikologi UI.

Menurut dr Rini, banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa semakin tinggi usia kandungan maka hormon stres makin meningkat. Nah, perubahan hormon tersebut turut masuk ke dalam plasenta dan akhirnya mempengaruhi janin.

4. Stres

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
"Stres merupakan hasil dari stimulus yang sangat besar. Tidak hanya orang dewasa, bayi pun juga bisa stres, bahkan sejak di dalam kandungan. Stres saat masih berada dalam kandungan tak terlepas dari stres yang dialami ibu," ujar Rini Hildayani, MSi, psikolog anak dan dosen di Fakultas Psikologi UI.

Menurut dr Rini, banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa semakin tinggi usia kandungan maka hormon stres makin meningkat. Nah, perubahan hormon tersebut turut masuk ke dalam plasenta dan akhirnya mempengaruhi janin.

5. Merasakan makanan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sekitar bulan keempat kehamilan, janin bisa meneguk dan menghirup berbagai makanan yang dimakan ibunya melalui cairan ketuban. Pada trimester ketiga, bayi sudah dapat merasakan apakah makanan itu pahit, manis, asam atau beraroma khas misalnya berbau bawang putin.

Kemampuan ini akan menunjukkan preferensinya pada selera makanan tertentu. "Janin juga bisa merasakan makanan yang dimakan oleh ibunya dan memberikan reaksi terhadap apa yang dimakan oleh ibunya," ucap dr Hari.

5. Merasakan makanan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sekitar bulan keempat kehamilan, janin bisa meneguk dan menghirup berbagai makanan yang dimakan ibunya melalui cairan ketuban. Pada trimester ketiga, bayi sudah dapat merasakan apakah makanan itu pahit, manis, asam atau beraroma khas misalnya berbau bawang putin.

Kemampuan ini akan menunjukkan preferensinya pada selera makanan tertentu. "Janin juga bisa merasakan makanan yang dimakan oleh ibunya dan memberikan reaksi terhadap apa yang dimakan oleh ibunya," ucap dr Hari.
Halaman 2 dari 12
dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Doetomo Surabaya mengatakan janin dalam rahim dapat melakukan banyak hal tergantung usianya di kandungan. Sekitar usia sembilan minggu, janin sudah bisa bereaksi terhadap suara keras di sekitarnya, termasuk saat mendengar suara keras atau saat si ibu bersin.

"Kalau ibunya bersin dengan suara keras atau ada suara keras di lingkungan sekitarnya dapat membuat janinnya kaget selama usia janin sudah di atas sembilan minggu ya," terang dr Hari.

Bentuk keterkejutan janin bisa berupa gerakan langsung yakni seketika ia akan menendang-nendang perut ibunya.

dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Doetomo Surabaya mengatakan janin dalam rahim dapat melakukan banyak hal tergantung usianya di kandungan. Sekitar usia sembilan minggu, janin sudah bisa bereaksi terhadap suara keras di sekitarnya, termasuk saat mendengar suara keras atau saat si ibu bersin.

"Kalau ibunya bersin dengan suara keras atau ada suara keras di lingkungan sekitarnya dapat membuat janinnya kaget selama usia janin sudah di atas sembilan minggu ya," terang dr Hari.

Bentuk keterkejutan janin bisa berupa gerakan langsung yakni seketika ia akan menendang-nendang perut ibunya.

Cegukan bisa muncul saat usia janin memasuki trimester kedua atau ketiga. Saat bayi cegukan, ibu akan merasakan perutnya seperti kejang. Cegukan pada janin bisa dipicu kontraksi diafragma. Agar janin bisa cegukan maka ia harus mempunyai sistem saraf pusat yang lengkap.


"Sistem saraf pusat janin membuatnya mampu bernapas dalam cairan ketuban. Sehingga, ketika cairan ketuban masuk dan keluar paru-paru, diafragma janin bisa berkontraksi dengan cepat dan menimbulkan cegukan," tutur R.Y. Langham, psikolog keluarga dari Capella University.

Langham menambahkan, hampir semua wanita akan merasakan janinnya cegukan minimal sekali selama kehamilan atau bahkan lebih. Beberapa janin juga ada yang mengalami cegukan setiap hari atau dalam intensitas waktu tertentu.

Cegukan bisa muncul saat usia janin memasuki trimester kedua atau ketiga. Saat bayi cegukan, ibu akan merasakan perutnya seperti kejang. Cegukan pada janin bisa dipicu kontraksi diafragma. Agar janin bisa cegukan maka ia harus mempunyai sistem saraf pusat yang lengkap.


"Sistem saraf pusat janin membuatnya mampu bernapas dalam cairan ketuban. Sehingga, ketika cairan ketuban masuk dan keluar paru-paru, diafragma janin bisa berkontraksi dengan cepat dan menimbulkan cegukan," tutur R.Y. Langham, psikolog keluarga dari Capella University.

Langham menambahkan, hampir semua wanita akan merasakan janinnya cegukan minimal sekali selama kehamilan atau bahkan lebih. Beberapa janin juga ada yang mengalami cegukan setiap hari atau dalam intensitas waktu tertentu.

Ada beberapa ibu yang menolak kehadiran bayinya akibat beberapa sebab. Nah, kondisi penolakan ibu ini pun bisa dirasakan janin dan mempengaruhi pertumbuhannya. Psikolog klinis Veronica Adesla mengutarakan perasaan tidak nyaman akibat penolakan ibu nantinya akan tersambung ke otak bayi.

"Sehingga bayi di kandungan tahu bahwa kehadirannya ditolak. Saat lahir, bayi akan menjadi individu yang inferior, tidak percaya diri, merasa rendah diri dan tak diharapkan, serta memiliki kendala emosi," kata Veronica.

Ada beberapa ibu yang menolak kehadiran bayinya akibat beberapa sebab. Nah, kondisi penolakan ibu ini pun bisa dirasakan janin dan mempengaruhi pertumbuhannya. Psikolog klinis Veronica Adesla mengutarakan perasaan tidak nyaman akibat penolakan ibu nantinya akan tersambung ke otak bayi.

"Sehingga bayi di kandungan tahu bahwa kehadirannya ditolak. Saat lahir, bayi akan menjadi individu yang inferior, tidak percaya diri, merasa rendah diri dan tak diharapkan, serta memiliki kendala emosi," kata Veronica.

"Stres merupakan hasil dari stimulus yang sangat besar. Tidak hanya orang dewasa, bayi pun juga bisa stres, bahkan sejak di dalam kandungan. Stres saat masih berada dalam kandungan tak terlepas dari stres yang dialami ibu," ujar Rini Hildayani, MSi, psikolog anak dan dosen di Fakultas Psikologi UI.

Menurut dr Rini, banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa semakin tinggi usia kandungan maka hormon stres makin meningkat. Nah, perubahan hormon tersebut turut masuk ke dalam plasenta dan akhirnya mempengaruhi janin.

"Stres merupakan hasil dari stimulus yang sangat besar. Tidak hanya orang dewasa, bayi pun juga bisa stres, bahkan sejak di dalam kandungan. Stres saat masih berada dalam kandungan tak terlepas dari stres yang dialami ibu," ujar Rini Hildayani, MSi, psikolog anak dan dosen di Fakultas Psikologi UI.

Menurut dr Rini, banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa semakin tinggi usia kandungan maka hormon stres makin meningkat. Nah, perubahan hormon tersebut turut masuk ke dalam plasenta dan akhirnya mempengaruhi janin.

Sekitar bulan keempat kehamilan, janin bisa meneguk dan menghirup berbagai makanan yang dimakan ibunya melalui cairan ketuban. Pada trimester ketiga, bayi sudah dapat merasakan apakah makanan itu pahit, manis, asam atau beraroma khas misalnya berbau bawang putin.

Kemampuan ini akan menunjukkan preferensinya pada selera makanan tertentu. "Janin juga bisa merasakan makanan yang dimakan oleh ibunya dan memberikan reaksi terhadap apa yang dimakan oleh ibunya," ucap dr Hari.

Sekitar bulan keempat kehamilan, janin bisa meneguk dan menghirup berbagai makanan yang dimakan ibunya melalui cairan ketuban. Pada trimester ketiga, bayi sudah dapat merasakan apakah makanan itu pahit, manis, asam atau beraroma khas misalnya berbau bawang putin.

Kemampuan ini akan menunjukkan preferensinya pada selera makanan tertentu. "Janin juga bisa merasakan makanan yang dimakan oleh ibunya dan memberikan reaksi terhadap apa yang dimakan oleh ibunya," ucap dr Hari.

(rdn/vit)

Berita Terkait