"Bagi pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan tersedia program bayi tabung dengan angka keberhasilan tidak jauh berbeda dengan Amerika," begitu keterangan tertulis yang disampaikan PKIA RSCM.
Dirut RSCM dr Czeresna Heriawan Soejono usai peresmian PKIA oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan bagi pasangan yang menjalani proses bayi tabung, sel telur maupun sperma yang diproses benar-benar dipantau. Dengan demikian akan diketahui apakah embrio yang terbentuk hasilnya baik atau tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika embrio tersebut tidak baik tentunya tidak akan ditanam ke rahim ibu. Sebab hanya embrio yang baik saja yang akan ditanam ke rahim ibu, sehingga nantinya akan menjadi calon bayi yang berkualitas.
"Alat medis di sini paling canggih. Di sini juga ada 600 dokter spesialis dan 2.000 perawat," terang dr Soejono.
PKIA ini juga menyediakan layanan pre-implantation genetic diagnosis untuk penapisan kelainan genetik, di mana tujuannya adalah menolong keluarga yang memiliki bakat kelainan genetik agar nantinya lahir anak-anak yang normal. Ada pula layanan konsultasi fetomaternal, yang mana tujuannya untuk mengurangi kecacatan sekaligus meningkatkan kualitas bayi. Stimulasi anak-anak yang telah dilahirkan pun bisa dilayani di PKIA ini.
PKIA ini terlihat megah karena berdiri tinggi menjulang dengan 12 lantai. Pembangunan PKIA ini memang tidak singkat, lantaran butuh 8 tahun. Pembangunan selanjutnya, menurut dr Soejono, akan dilanjutkan tahun depan.
(vit/ajg)











































