"Untuk anak-anak usia 2-3 tahun bisa bermain menyendok pasir, meremas kertas, dan menggambar di pasir," kata Isti, penanggung jawab Daycare An-naml, saat ditemui di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Kamis (12/3/2015).
Dengan bermain pasir, anak akan mengenal tekstur yang dirasakan melalui indra perabanya. Selain itu, anak juga bisa sekaligus belajar berhitung. Caranya, saat anak menyendok pasir dan memindahkannya ke suatu wadah, orang tua bisa mengenalkan angka dengan berhitung berapa sendok pasir yang telah dipindahkan oleh anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak juga bisa diajak melukis menggunakan kunyit," imbuh Isti yang telah menyelesaikan studi psikologi pendidikan ini.
Dari kunyit, anak akan mengenal warna kunyit. Selain itu anak pun bisa mengenal bau kunyit yang khas. Orang tua juga bisa sekaligus mengenalkan bahwa kunyit bisa dijadikan bumbu untuk memasak ataupun sebagai bahan membuat jamu.
"Intinya adalah fun. Karena anak kan tahunya hanya bermain. Mengenalkan kata 'belajar' pada anak memang tidak apa-apa. Tapi sebenarnya kegiatan yang dilakukan anak adalah bermain, dan orang tualah yang memberikan penjelasan pada anak saat bermain. Anak akan fun kalau tidak dipaksa harus begini begitu," sambung Isti.
Lily Adiati yang juga memiliki pengalaman sebagai pembimbing di daycare mengatakan motorik halus banyak melibatkan otot jari dan tangan. Karena itu kegiatan meremas, merobek, dan menggunting bisa dikenalkan pada anak usia 2-3 tahun. Nah, untuk melatih dan mengembangkan koordinasi otak, mata, tangan, dan kaki maka anak bisa diajak untuk bermain melempar bola ke dalam keranjang dan bola kaki.
"Juga bisa dengan menyusun balok, menirukan gerakan beberapa hewan sambil bernyanyi, melompat, dan berjalan jongkok," kata Lily memberikan ide.
Baca juga: Anak Laki-laki Suka Bermain Boneka? Kenapa Tidak
Sementara itu, psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi mengingatkan agar orang tua tahu benar usia dan tingkat stimulasi yang tepat. Misalnya untuk bayi dikenalkan untuk memegang benda dan meraih benda untuk melatih motorik halusnya. Selanjutnya di usia 1 tahun, anak diarahkan untuk mengambil sesuatu dengan menggunakan jari-jarinya.
"Jadi harus disesuaikan usia perkembangannya. Jangan sampai anak satu tahun sudah diajarkan untuk menulis, karena itu belum saatnya. Orang tua perlu tahu fasenya," ucap Ratih.
"Kerap kali kompetisi malah di orang tua. Orang tua terkadang lupa bahwa anak punya fase masing-masing dan itu beda-beda. Jangankan anak dengan temannya, adik dan kakak saja bisa jadi punya fase yang berbeda," imbuh Ratih.
(vta/vta)











































