Kenali, Ini Salah Satu Masalah yang Bisa Dialami Bayi Prematur

ADVERTISEMENT

Kenali, Ini Salah Satu Masalah yang Bisa Dialami Bayi Prematur

Puti Aini Yasmin - detikHealth
Minggu, 04 Des 2016 14:30 WIB
Foto: thinkstock
Jakarta - Bayi idealnya lahir ketika memasuki minggu ke 37 sampai 42. Tapi ada berbagai hal yang menyebabkan bayi lahir tidak cukup bulan atau disebut bayi prematur.

Orang tua pasti khawatir ketika bayi mereka lahir dengan prematur. Sebab bayi prematur rentan memiliki risiko masalah kesehatan dikarenakan organ-organ tubuh yang belum berkembang secara matang.

Menurut dr Adre Mayza SpS(K), bayi prematur biasanya mengalami masalah pada stuktural otak yang menyebabkan volume otak kurang optimal. Sehingga bayi prematur bisa mengalami berbagai masalah, salah satunya kesulitan belajar.

"Jadi dari masalah tumbuh kembang otak akan menyebabkan gangguan mayor seperti cerebral palsy, retardasi mental, gangguan pendengaran dan penglihatan. Kemudian, gangguan minor yaitu gangguan pada perkembangan kognitif, bahasa dan motorik itu menyebabkan kesulitan belajar," tutur dr Adre.

Hal itu ia sampaikan dalam acara World Premature Day: Optimalisasi Tumbuh Kembang Bayi Prematur di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (3/12/2016). Lebih lanjut dr Adre mengatakan untuk gangguan mayor seperti cerebral palsy biasanya sering terjadi di kejadian berat badan lahir rendah atau kurang (BBLR).

Baca juga: Bayi Lahir Prematur? 4 Skrining Ini Wajib Dilakukan Ya Ayah dan Bunda

Untuk masalah retardasi mental, 80 persen bayi prematur dengan cerebral palsy mengalaminya. Sementara untuk gangguan pendengaran, bayi prematur memiliki risiko 20 kali lipat sehingga bisa memengaruhi perkembangan bicara dan bahasa. Kemudian gangguan penglihatan, kata dr Adre hampir dialami oleh semua bayi prematur.

dr Adre juga menjelaskan mengenai gangguan minor, seperti gangguan perkembangan kognitif yang pada bayi prematur menyebabkan rata-rata IQ mereka menurun 10 poin dibandingkan anak yang tidak lahir prematur. Kemudian, gangguan bicara pada bayi prematur dialami sebanyak 30-40 persen. Selain itu bisa terjadi gangguan perkembangan motorik halus serta kasar.

"Kesulitan belajar ini banyak dialami bayi prematur. Tenaga kesehatan pun tidak mengetahuinya karena banyak yang berfokus pada penurunan angka kematian bayi prematur," sambung dokter yang juga praktik di RS Cipto Mangunkusumo ini.

Lantas, bagaimana cara mengoptimalisasi perkembangan pada bayi prematur? "Untuk melakukan optimalisasi perkembangan otak bayi prematur bisa lakukan beberapa stimulasi. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah kelengkapan alat sensor yaitu panca indera untuk memasukkan informasi ke otak," kata dr Adre.

Nah, stimulasi yang bisa dilakukan, dr Adre melanjutkan seperti stimulasi refleks, sensori, sensorimotor, percetualmotor dan koordinasi. Ia juga memberikan contoh stimulasi yang bisa dilakukan di rumah.

"Misalnya sang nenek mendongengkan cerita mengenai proses kehidupan kupu-kupu. Itu udah termasuk stimulasi berbagai macam misal dari suara, lalu perlihatkan juga gambar, meminta anak memperagakan," pungkas dr Adre

Baca juga: Ini Dia Kembar Tiga Paling 'Ringan' Sedunia (vit/vit)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT